Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Prosa

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Dua Ratus Kalimat Cinta untuk Mey

Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.

Filosopi bulan

Bulan tidak hanya sekedar menerangi malam

Bulan tetap membutuhkan cahaya 

DIA tidak menyinari diri nya sendiri 

Bulan tidak terpisahkan dengan bumi 

Bulan akan nampak indah di lihat dari jauh 

Begini

Tak perlu banyak bicara kepada sesama manusia. Setiap gerak-gerik kita akan selalu terbaca dan tertawan dalam pikir mereka. Bahkan dihari liburpun mereka masih saja begitu. Duka nestapa dan wajah senangmu tak lagi dapat kau sebut-sebut. Tanpa adanya alasan untuk bercengkrama dan berpuisi dikala hangatnya sinar matahari menerpamu adalah wujud ketenanganmu.

Kabar dari Awan

Tatkala kulihat malamku semakin menggulita bersama Danu

Danu adalah temanku ketika kita sama-sama ingin melihat bintang jatuh 

Wajah yang berseri-seri tergambar jelas di langit sana

Aku tidak perlu mendeskripsikan lebih jelas tentang kegiatan malamku

Cukup hujan deras sore tadi yang menjadikan senja sebagai tempat pelampiasannya

Filosofi love

Apakah kita belum sadar

Mengungkapkan cinta dengan simbol love itu

Jika kita sadar asal-muasal

Mungkin kita tidak akan memakai simbol itu untuk mengungkapkan perasaan

Itu adalah gabungan 2 gambar jorok yang biasa kita buat  jahili teman sebangku atau lainnya

Gabungan itulah yang membuatku semakin sadar

Terdesak

Kurangkaikan rasa rinduku didedaunan depan rumah

Hatiku terikat senyuman yang mendalam

Tatkala kau berjalan menuju masjid dekat rumahmu

Wajahmu berbunga-bunga

Bak mentari yang menyorot mata

Wajahmu tak kusam kulihat

Aku hanya terdesak mengagumimu disaat aku terluka saja

Coretan di papan tulis

Tinta hitam bercaknya dimana-mana

3 kata terbentuk dalam kekacauan

"Kau dan Spidol itu! "

Penulisnya kini menangis terisak-isak 

Meratapi sakit hatinya

Tulisan itu abadi hingga pulang sekolah

Fiksi Mini: Tragedi Penusukan Cahaya

Pukul 15.00 Waktu Pulang Sekolah.

Aku keluar dari kelas setelah membaca Wal-‘asr. Koridor gelap. Aku pun berbenturan dengan bayangan.

Dongeng: Beringin Arlen

DAHULU kala, di Negeri Alton, tepatnya di desa Arlen. Tumbuhlah pohon beringin yang berbatang hidung dan berdaun telinga, yang menggemparkan negeri hingga akhirnya terdengar oleh raja Barrow.

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler