Skip to Content

Alkitab di Handphoneku

Foto Veronica Um Kusrini

Alkitab di Hand Phoneku

"Dik, ayo makan!" 

Aku mendengar suara ibuku memanggil, tapi aku diam saja. Tanggung, hiu besar yang kumainkah dalam game sedang seru-serunya. 

"Dik, mandi dulu sana, nanti kita akan pergi pendalaman Kitab Suci! "

Aku tetap tak bergerak. Kali ini lebih seru, karena game sudah masuk ke level berikutnya. Tanggung sekali, aku tidak mau kalah di level ini. Maka kuabaikan anjuran ibuku untuk mandi. Aku terus memencet tombol demi tombol agar hiu itu bertranformasi menjadi yang lebih besar dan besar lagi. Yeey hampir berhasil, sampai kemudian kain handuk terlempar lembut  tepat di depanku, menutupi permainanku. Hiu yang kubesarkan setengah mati, hilang entah kemana. 

Kutatap wajah ibuku, dia memandangku lurus, tajam, senyum yang biasa menghiasi bibirnya hilang begitu saja. Aku langsung paham jika Ibu sudah begini. Aku beranjak mandi, berganti baju dan mengikuti langkah Ibuku. Aku mengumpat di dalam hatiku karena tidak bisa melanjutkan permainanku. Tetapi Ibu tetaplah Ibuku, salah satu orang yang sangat kukormati.

Acara pendalaman Kitab Suci dimulai. Aku berkelompok bersama anak-anak seusiaku.  Seorang suster berwajah lembut memulai kegiatan di kelompokku. Buku pendalaman Kitab Suci dibagikan kepada kami, satu buku untuk berdua. Aku membuka buku tersebut tepat pada bagian halaman yang diperintahkan suster. 

Belum banyak kata yang berhasil kubaca ketika perutku sakit dan semakin sakit.  Teknologi. Hanya satu kata itu yang berhasil kuingat dan selebihnya, perutku yang sakit kini menjalar ke dada, keringat dingin mulai keluar dari badanku yang tidak nyaman. Melihat keadaanku, Suster kemudian memanggil Ibuku.  Oleh ibuku, aku diberikan segelas teh hangat. Setelah beberapa menit, perutku mulai membaik. 

"Jadi anak-anak, bermain HP itu boleh, tetapi harus ingat waktu, ingat tugas, ingat PR. Jangan lupakan nasihat orang tua. HP sebagai salah satu hasil teknologi harus digunakan dengan benar dan positif. Nah, sekarang Suster mau bertanya, siapakah yang suka bermain game? "

" Sayaaaa... "

Semua temanku kompak menjawab bahkan beberapa menjawab sambil mengacung-acungkan tangan. Aku pun dengan semangat ikut berteriak meski tidak mengacungkan tangan. 

" Siapa yang sudah menginstal Alkitab di HP kalian? "

Dari sepuluh orang di kelompokku, 8 orang mengangkat tangan. Aku tidak termasuk di dalamnya. 

" Siapa yang sering membaca Alkitab melalui HP? "

Kini, dari sepuluh orang di kelompokku hanya 2 orang yang mengangkat tangan. Aku jelas tidak termasuk di dalamnya. 

" Wah bagus. Ini contoh yang baik ya, membaca Kitab Suci meskipun melalui HP. Jadi HP jangan hanya digunakan untuk bermain game ya, kalian bisa menggunakannya untuk hal yang lebih baik. Kalau yang dilakukan baik, pasti hasilnya baik, pun sebaliknya"

Aku tertunduk malu. Kupandang mata Suster dia balik menatap, seolah bola matanya berkata, "Itulah akibatnya, kamu jadi sakit kan?" 
Iya, apakah mungkin aku sakit karena aku bermain game bahkan sampai lupa makan ya? Pasti iya, kataku dalam hati. 

"Nah, pertemuan selanjutnya, kalian boleh bawa Hp tetapi harus ada aplikasi Alkitabnya, meskipun begitu tetaplah membawa Buku Alkitabnya ya.  Tugas kalian adalah membaca Alkitab satu hari satu ayat saja.  Okay Anak-anak,  bisa! "

" Bisa,  Suster.... " 

Kami semua berteriak girang, girang karena kami diperbolehkan membawa HP minggu depan. 

Kami pulang. Aku berjalan di belakang Ibu. Ibuku masih tetap diam, diam sampai di rumah. 

" Bu, maafkan aku tidak mendengarkan nasihat Ibu,  aku berjanji akan menggunakan HP untuk sesuatu yang baik". 

Ibuku tersenyum sambil menyentuh hidungku dengan ujung telunjukknya, tanda dia memaafkan. Aku senang melihatnya, perut yang tadi sakit pun kini telah sembuh. 

Aku telah memasang aplikasi Alkitab di HP ku. Yaa, ada Alkitab di HP ku, aku berjanji akan mematuhi nasihat Suster berwajah lembut itu.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler