Skip to Content

di antara cinta dan lara

Foto ARZapata

Di penghujung tahun, yang ditandai dengan hujan rintik-rintik, berseminya bunga lily, berpagutnya brung dara, dan suasana romantis yang ditingkah alunan merdu musik `love story` di sebuah villa yang terletak di puncak bukit kota wisata Batu. Sepasang insan memadu janji untuk segera ke pelaminan, lebih tepatnya pada bulan januari tahun depan.

"Memang, lebih cepat lebih baik", demikian sepenggal ucapan sang calon pengantin pria, dilanjutkan dengan,"tetapi rasanya, perlu proses untuk mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk silaturahmi keluargaku ke rumahmu Dik".

"Mas, aku memahami apa yang mas sampaikan, tetapi...."

"tetapi apa Dik?", tukas si pria.

"tetapi hubungan kita kan sudah cukup lama, aku malu mas dengan omongan tetangga..."

Dari obrolan malam itu, akhirnya dicapailah kesepakatan akan dimulainya perjuangan ke keluarga masing-masing untuk melancarkan rencana demi rencana.

Sang Pria yang gantheng dan gagah, sungguh tipe ideal untuk sang Putri yang cantik jelita.

Sang Pria adalah pengusaha sukses, sedangkan sang Putri adalah mahasiswi yang baru lulus tahun ini dari Universitas ternama.....

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, ketika pesawat telepon berdering dan sang Putripun tergopoh-gopoh menyambutnya, "Hallo..., "

"Hallo...., ini aku!!"

"Ada berita apa mas? pagi-pagi sekali kok sudah telepon, biasanya kan agak siang?"

"Begini, kuharap Dinda jangan marah atau sedih..."

"Ada apa Mas?, to the point saja, tidak usah sungkan-sungkan, aku tidak apa-apa kok?!"

"Syukurlah kalau begitu, begini, sejak kita berpisah dari kota Batu, dan aku melanjutkan perjalanan ke rumah keluarga, ternyata...."

"ternyata apa mas?"

"ternyata aku sudah dijodohkan...."

"ah...itu tidak mungkin, mana mungkin ada perjodohan seperti jaman siti nurbaya dijaman sekarang?"

"Mungkin Dinda mengganggap aku berbohong, tetapi itulah kenyataannya..., aku dijodohkan dengan anak orang yang telah menanam budi di keluargaku"

Bagai terkena petir di siang hari bolong, Sang Putri tiba-tiba syok dan pingsan.......

Telaga sunyi penuh air kedamaian membawa sang putri di kedalaman, sang putri menyelam semakin dalam dalam dan dalam....., tiba-tiba suara batuk-batuk kecil, membangunkan sang putri dari keadaan pingsan. Sang Putri siuman," Dimana aku, dimana aku!", teriak sang Putri.

"Tenang-tenang, kamu sedang di tempat pamanku..."

"Kenapa aku bisa sampai disini?"

"Kamu telah pingsan beberapa lama dikos-kosan, dan akupun panik. Untung saja pamanku datang menjengukku, dan memutuskan untuk membawamu kemari...."

Kembali teringat kejadian pagi hari itu, Sang Putri menangis dan menangis.....

"Paman, mengapa nasibku begini?...huk huk huk,"sang putri sesenggukan tanpa bisa menahan tangisnya. Paman sahabatnyapun tidak bisa berbuat jauh, kecuali membiarkan Sang Putri benar-benar berhenti tangisnya, baru berani menjawab pertanyaan itu...

"Sesungguhnya yang terjadi padamu apa mbak?"

"Aku telah diputus oleh pacarku paman..., padahal tahun depan kami akan melaksanakan pernikahan..."

"Hemmm.....setiap bunga mangga yang jatuh, pasti akan diganti dengan buah yang ranum lagi baik, engkau percaya itu?"

"Apa maksudnya paman?"

"Ya....setiap kejadian yang menyedihkan, perih, pedih, dan menyusahkan, akan diganti dengan kabar gembira, suka cita, seperti halnya setelah gelap ada terang, setelah malam ada pagi..., bukankah engkau sudah mengetahui?"

"Aku mengerti paman..., tetapi...."

"Yeah...kesabaran itu memang pada awalnya, manakala kesedihan sudah dicabut lalu kita sabar, itu bukan sabar namanya. Engkau tidak tahu setelah kejadian ini kegembiraan apa yang akan diberikan untukmu, tetapi yakinlah bahwa Dia selalu menepati janjiNya......", sela sang Paman teman Sang Putri, yang di dalam hatinya ikut terharu juga, apabila melihat keadaan seperti ini.

Sang Pamanpun tidak mengerti kira-kira kebahagiaan apa yang akan dianugerahkan, tetapi beliau percaya bahwa keyakinan itu sungguh-sungguh telah melekat di lubuk hatinya.

Siraman kesabaran, sedikit meredakan gejolak api kekecewaan Sang Putri, meski itu belum sepenuhnya dapat diterima.

Hari demi hari. bahkan bulan demi bulan,  telah dilalui oleh Sang Putri, tanpa terasa kejadian itu sudah terlupakan.....

Suatu hari yang cerah, matahari memancarkan sinarnya, seolah mengiringi alunan optimisme setiap insan yang selalu bersemangat untuk mencapai apa yang diinginkan, ...

Pagi ini sang Putri tidak seperti biasa berdandan, sehingga terpancar ranum pipinya yang semburat merah tampak cantik jelita, bukan tanpa maksud Sang Putri berdandan seperti ini, hari ini adalah hari undangan `reunian` kawan-kawan Sang Putri sewaktu di SMU....

Tampak kesibukan Panitia menyiapkan segala sesuatu untuk mensukseskan acara, mulai dari tata letak kursi penerima tamu, hingga sediaan konsumsi khas daerah yang siap membuat goyang lidah, tidak ketinggalan pula `setting` panggung, walau sederhana tetapi nampak anggun, semua direncanakan sesuai skenario, bahwa acara ini harus tampak `jadul` dan sukses tentunya.

Sang Putri adalah tipe murid teladan, itu sudah diakui oleh seantero kawan-kawannya, makanya tidak mengherankan apabila pagi ini dia hadir paling awal alias tepat waktu.

Dipandanginya sekeliling ruangan yang masih belum tertata, dan hanya ada beberapa temannya, itupun teman Sang Putri yang ditunjuk menjadi panitia....sejurus kemudian matanya tertatap wajah lelaki tampan...., Sang Putripun dengan agak gugup,"Kau...kau, Rifa'i kan?".

"He he he, bukan..."

"terus siapa?"

"Aku  Arifianto...lengkapnya Mochamad Arifianto.., aku dulu kelas 3 IPA3, masak lupa sih?"

"Betul kan? Rifa'i...kamu suka bercanda deh dari dulu..."

"Ma'af ma'af..., kamu masih seperti yang dulu...."

"Merayu atau beneran nih? bikin aku GR saja..."

"Beneran dong, terus terang dulu aku naksir kamu"

"Kenapa dulu kamu kok tidak ngomong?"

"Mana berani...., kamu anak orang kaya, sedangkan aku?...aku hanyalah anak pinggir jalan, sudah untung aku bisa sekolah sampai SMA, walaupun itu dibiayai oleh negara alias bea siswa..."

"Ah...kamu pengecut..., cinta tak mengenal harta atau kedudukan orangtua."

"teorinya begitu...ufhgh, sudahlah itu masa lalu, yang penting sekarang melihat kamu bahagia aku sudah ikut merasa senang.."

"Ah kamu sok tahu, memang tahu? darimana kalau aku bahagia?"

"(sambil garuk-garuk kepala), iya ya?, aku tahu dari mana ya?, dasar bodoh aku, sok tahu lagi.."

"(sambil tersenyum)Sudahlah, jangan merasa bersalah, aku bahagia kok bertemu kamu..."

Berdesir rasa di dada, tiba-tiba dunia terasa indah, penuh warna-warni kegembiraan dan keceriaan, seolah suara-suara demikian merdu di telinga, bebauan berubah menjadi harum, mendengar suara tulus seorang putri yang membawanya melayang.....

"Hei!, kok diam saja...."

"Eh...ya, ya, ada apa ada apa?", balasnya dengan gagap.

"tidak ada apa apa, kenapa mesti melamun?", sambil tersenyum Sang Putri merasa geli, begitu polosnya kawanku ini ....bisik hatinya.

Begitu menatap wajah putri yang penuh senyum, jantungnya berdegup, sambil bergumam, "duh cantiknya kawanku ini..."

"Apa?", sang putri mendengar lamat-lamat suara pujian tertuju padanya, iapun kaget! campur senang.

"Ah...., kamu memang cantik"

"?", Sang Putri tertunduk malu, dulu dia sempat jatuh cinta kepadanya, bukan tanpa sebab, meski Sang Arjuna anak orang miskin, tetapi penampilannya yang `handsome`, cerdas, selalu aktif di organisasi, menjadi daya tarik setiap wanita yang pernah mengenalnya....., ingin rasanya dia mengungkapkan rasa cinta itu, tetapi......

"Dengar-dengar kamu akan nikah?, kapan?, kenapa aku tidak diundang?"

Pertanyaan bertubi-tubi memecah lamunan Sang Putri...,"Ee..Iya iya, tapi..."

"Aku tak pantas kamu undang ya?"

"Bukan-bukan, bukan itu maksudku..."

"Sudahlah..., aku tidak apa-apa kok, asal kamu bahagia, aku ikut senang"

"Kenapa sih, bilangnya selalu begitu, memang kamu benar-benar jatuh hati sama aku ya?," ujar Sang Putri memberanikan diri, siapa tahu dengan tantangan seperti ini dia akan.....

"Baiklah, sekali lagi kutegaskan bahwa aku cinta kamu sedari dulu hingga kini, bagaimana?, apakah kurang jelas?"

"Ih..., beraninya sama orang yang mau nikah, coba berani tidak? jika aku memilih kamu sekarang untuk menggantikan calon suamiku sekarang?"

"!", Sang Arjuna terperanjat, "jangan-jangan aku salah omong lagi...", bisiknya dalam hati

"Bagaimana?, terima tawaranku tidak?"

"Aku adalah lelaki pantang menjadi pecundang, akan kuhadapi calon suamimu, tetapi aku tidak mau dia bersedih gara-gara aku menikahimu...."

"Rif? tahukah kamu? bila calon suamiku itu telah membatalkan acara pernikahan secara sepihak?, dan tahukah kamu bila aku juga jatuh cinta kepadamu sejak dari dulu, cuma hanya karena kamu cuek, sehingga....", tiba-tiba Sang Putri melabuhkan kepalanya ke pundak Sang Arjuna....

Bunga-bunga bermekaran di pagi hari tak sanggup menandingi mekarnya cinta yang terpendam dari dua insan....., alunan simphony indah tak sanggup menyamai harmoni degup hati sanubari  dua anak manusia yang sedang terlena....

Ruang Lobby Pertemuan sudah mulai ramai oleh tamu undangan, satu persatu berdatangan...

Sang Putri dan Sang Arjuna didaulat sebagai penerima tamu.

"Wah..., penerima tamunya serasi sekali..."

"Maksud kamu apa Dul?", tanya kholid penasaran...

"Maksudku, mereka ganteng dan cantik, cocok jadi pasangan..."

"Oo gitu to?,memang aku tidak ganteng?, cocoknya ya sama aku to..."

"Ngaca Lid ngaca!, kamu memang ganteng kalau dilihat dari sebrang lautan...hehehe", seloroh teman-teman lain yang baru saja datang, ikut pula meramaikan suasana.

"Gimana sih? tidak ada yang mendukung aku secuilpun?, dasar orang-orang sirik, sentimen, suka iri..., begini-begini mantan artis lho?", kekeh kholid.

Acara reunian atau lebih tepatnya acara temu kangen ini, betul-betul menyegarkan, meskipun acara dibuat sederhana, namun cukup hidmat.

Dentingan suara gitar Cak soleh, menggugah kenangan manis para undangan, tak sadar masing-masing individu larut dengan masa lalunya...

Acara demi acara dilalui...., dan tibalah saatnya acara penutup, yaitu acara pembacaan do`a....

Semua sepakat, bila Mochamad Arifianto alias Rifa'i yang memimpin, tanpa canggung Rifa'i melangkah maju menuju mimbar, baginya pekerjaan naik mimbar adalah hal biasa, dan itu dimulai sejak dia menjabat ketua OSIS...

"Terimakasih kepada teman-teman sekalian yang masih mempercayai aku untuk memimpin...., Baiklah ..., sebelum aku memimpin do`a, ijinkan aku untuk menyampaikan pengumuman sekaligus undangan untuk kalian semua..."

"sudah..ngomong saja tidak usah berbelit-belit, lama amat..", si tukang celetuk kholid mulai beraksi.

"Baiklah, perlu rekan-rekan ketahui bahwa minggu depan, aku akan menikah.."

"!", Sang Putri kaget," jadi dia akan menikah?", bisik hatinya, "syukurlah kalau begitu, sehingga aku tidak dihantui lagi bayang-bayang kegantengannya", balas bisik hatinya dengan degup jantung tak beraturan dan penasaran "siapa calon istrinya ya?, pasti cantik deh..."

"Hah?, menikah? kok mendadak sekali? mana undangannya?", tanya sebagian undangan....

"Baiklah kalau begitu, dalam sehari ini aku buatkan kartu undangan buat kalian..."

"Boleh bertanya nih?...kalau boleh tahu siapa calon mempelai wanitanya?", interupsi Cak Soleh yang masih di atas panggung.

"Boleh-boleh...calon mempelai wanitanya adalah.....Putri Ayu Dewi Saraswati"

Tiba-tiba isi ruangan menjadi gaduh....semua mata tertuju pada Sang Putri, dan Sang Putripun tidak kalah terkejut, kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri berulang kali, dan....

Kholid yang pertama berlari mendekati dan mengucapkan...

"Selamat Putri...., jadi undangan kemarin itu?", Kholid tidak meneruskan pertanyaannya...., dia sendiri bingung, nama mempelai pria yang tertera di undangan bukanlah nama Rifa'i...

Setelah bingung sejenak, seluruh isi ruangan berhamburan menuju kursi Sang Putri, seolah dibangunkan dari mimpi...

"Selamat Putri...Selamat Putri....Selamat Putri...", tertengar suara-suara saling bersahutan, Sang Putri hanya bisa membalas dengan senyuman dan anggukan dan... dan.. sepatah dua patah kata "ya...ya..., terimakasih", diucapkan berulang-ulang. Hatinya sungguh bahagia, ternyata apa yang disampaikan oleh paman temannya dahulu, ketika dia` jatuh`, telah terjawab ...

"DIA TIDAK AKAN MEMBIARKAN BUNGA MANGGA JATUH, KECUALI AKAN DIGANTI DENGAN BUAH YANG RANUM ....."

 

 

 

(bersambung ....)

Komentar

Foto Reni Nur Afifah-WAJ

ditnggu lanjutannya

ditnggu lanjutannya mbah....ceritanya nyerempet sama cucunya mbah yg dr selok.....

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler