Skip to Content

Dia ataukah Dia

Foto Novhita Malihah

Aku mencintainya.

Entahlah, apa ini yang dinamakan cinta?. Cinta itu apa?. Aku sendiripun tak bisa menjabarkannya. Ya Tuhan, aku tak pernah ingin bermain-main dengan api cinta. Aku tak pernah ingin memiliki rasa seperti itu. Kau pun tau, sekalipun aku tak ingin mengalami peristiwa-peristiwa seperti itu secara nyata. Aku merasa tak siap, sama sekali belum siap. Tapi, kenapa ketika melihatnya. Saat pertama kali memuat kisah bersamanya. Ada sesuatu yang berbeda. Hidup terasa lebih berarti, banyak pengalaman serta perjalanan bersamanya yang memberikan begitu banyak makna berharga dalam hidupku. Bahkan terkadang aku sangat bersyukur, karena untuk yang pertama kalinya Kau kenalkan aku padanya. Tapi kali ini, dia sangat berbeda. Yah tapi dia memang berbeda. Dia tak seperti pria-pria yang pernah kutemui diluar sana. Namun, belakangan ini memang dia sangat bebeda. Sikapnya sangatlah berubah. Emh.. mungkin dia seperti itu karena memang belakangan ini kondisinya memang sangat buruk. Aku dapat melihat ada guratan kesedihan, kekhawatiran, serta ketakutan dalam wajahnya. Aku dapat merasakan bahwa tengah ada tekanan besar yang sedang ia rasakan.

Terkadang aku merasa sedih, melihatnya seperti itu. Ia tak lagi perhatian, menanyakan kabarpun tidak. Meski hanya Say Hello, itupun tak dilakukannya. Mungkin beginilah Cinta dalam Diam. Yang akupun tak mengerti, apakah aku mencintainya atau tidak. Apakah aku hanya menganggapnya sebagai sesosok super hero yang pernah menyelamatkan ku dulu. Namun, disaat-saat terpuruk ku. Saat-saat ia tengah menaburkan luka dan kekecewaan dihatiku. Datang pula sesosok pahlawan membawa obat penawar atas luka-luka yang pernah dibuat olehnya. Ya Tuhan, mungkinkah telah hadir kembali cinta direlung hati ini?. Oh Tuhan.. aku benar-benar bingung.

Dia, selalu saja berdiri tegap didepanku. Dia, selalu memberikan tangannya untuk menjagaku. Dia, yang selalu saja memberikan kaki dan matanya agar aku tak tersesat. Dia, lagi-lagi dia selalu saja memberikan kehangatan. Dia, dan hanya dia yang begitu mengerti atas luka lara yang tengah melanda diri ini. Dan hanya dia, selalu siap menjadi Burung untuk membawa ku kembali terbang disaat-saat jatuhku. Dia yang selalu memberikan harapan saat semua tak lagi nyata.

Apakah, semua yang telah terlewati ini, rasa inipun dikatakan cinta?. Lalu sebenarnya siapa yang aku cintai?. Dia ataukah dia?.

 

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler