Skip to Content

Dunia Shinta

Foto tita

“Apa memang benar, dia wanita yang tidak mempunyai hati”

“ku tatap matanya, jujur, aku gugup ketika melihat matanya yang begitu dingin.”

“ah menurutku dia normal, mungkin itu karakternya yang diam dan tak banyak bercerita”

Bisik Rinto dalam hati.

Cuaca Jakarta senja, memang terkadang cantik, walau di campuri kontaminasi kendaraan dan asap asap pabrik yang hitam.

Setiap orang kagum pada bunga cantik berwarna warni, tapi hanya ada satu wanita yang menolak diberi bunga, yakni Shinta. Bunga itu sendiri

Shinta mengalami sindrom asperger, kondisi kejiwaan dengan ciri pengidapnya mencintai kesendirian, mempunya dunia yang berbeda dan senang membuat cerita-cerita sendiri dikamar

...

“ah lagi-lagi aku berjumpa lelaki itu”

“lelaki yang sering cengar cengir tidak jelas”

“aneh!”

“bahkan dia begitu gembira melihat hujan, seperti seorang ibu yang bahagia melihat anaknya baru lahir, baru kali ini aku melihat lelaki seperti itu, tak sehat”

“mungkin ibunya terlalu banyak mengkonsumsi vitamin pada saat di kandungan”

“sehingga anaknya seperti itu”

“menyebalkan sekali setiap hari ia terus-terusan menggangguku”

Keluh Shinta dalam hati. Tanpa peduli lantas wanita itu mulai membuka laptopnya memulai membuat cerita

...

Pada suatu hari ada seorang fotografer yang senang memotret debu-lalulintas kota, asap kendaraan, orang-orang yang sedang berjalan, bahkan suasana teriknya kota Jakarta.

Lelaki itu terdiam di trotoar jalan, matanya terus saja mencari objek yang tepat untuk di potret.

Lelaki itu menunduk

Terpesona pada kembang kuning dipinggir jalan.

Ketika ia ingin memotret kembang itu, lensanya menemukan sosok seorang wanita yang cantik memakai baju merah, dengan rambut panjang terurai dan tersorot sinar matahari,

Segera saja lelaki itu memotret wanita , tentu saja kembang warna kuning tesebut dibuat menjadi blur.

Esoknyapun lelaki itu kembali ke trotoar kemarin, menunggui wanita cantik itu muncul lagi

“ah wanita itu muncul lagi, cantik sekali” kagum dalam hati

Setiap hari lelaki itu terus-terusan memotret wanita itu tanpa sadar dalam berbagai pose,

“aneh, dari kesekian kali aku melihat ekspresi wajahnya, jarang sekali bahkan aku tak pernah melihatnya tersenyum” bisik lelaki itu dalam hati

“siapa sebenarnya bunga itu?” tanya lelaki itu dalam hati

Lelaki itu penasaran, lantas mendekati gadis itu mencoba memasuki dunianya.

Namun Belum sempat menyentuh atmosfer dunianya, wanita itu sudah menunjukkan ekspresi tidak mau diganggu. Dengan sabar lelaki itu terus saja mendekati wanita itu. Menunggu awan kelabu mempersilahkan sejengkal kakinya masuk ke dunianya.

...

“ini bunga edelweiss, aku sengaja mendaki puncak Mahameru, untuk memetik bunga ini untukmu, tidakkah kamu ingin berkenalan denganku?” ucap lelaki itu

Wanita itu hanya diam, meliriknya dan memegang bunga edelweiss itu.

“maaf aku ingin sendiri, aku tidak memiliki waktu denganmu” ucap gadis itu  sambil menyerahkan kembali bunga edelweissnya kepada lelaki itu

“simpan saja bunga itu, aku tidak bermaksud jahat padamu, jangan khawatir”ucap lelaki itu

...

Tiba-tiba saja hujan lebat, lelaki itu menyeret lengan sang gadis sambil menunjuk-nunjukan jarinya kelangit

“hey lihat ! aku tak tau, mengapa awan menjatuhkan airnya ke tanah, lihat air itu, darimana asalnya? Diatas sana” ucap lelaki itu setengah teriak

“aku tak tau mengapa aku mengagumimu, tidak ada alasan, mengapa aku jatuh cinta padaamu percis seperti air itu, mengapa air itu turun kebumi” sambungnya

Lelaki itu membiarkan gadis itu basah-basahan dan membiarkan wajahnya tertitiki butiran hujan dari langit.

Dalam kondisi basah-basahan, lelaki itu menyeret sang gadis, sambil berlari.

“hey, mau kemana?”bentak gadis itu

Namun lelaki itu hanya diam, hujan semakin deras. Gadis itu dibawa lari-larian ditengah hujan

Bersama seorang lelaki yang menggantungkan kameranya di lehernya.

“hey, lihat aku gembira ketika ada hujan, air itu anugerah dari langit.” Kemudian lelaki itu berteriak sambil berputar putar disamping gadis itu, gadis itu mengusapkan air di wajahnya, heran bukan kepalang.

“kamu harus tau hujan ini tanda sayang Allah buat mahluknya di bumi, maaf aku membuatmu kebasahan. Waktu kecil aku bersama adik perempuanku selalu bermain hujan disaat ada hujan”ucapnya

“lalu kamu kenapa menarikku”ucap gadis itu

“aku ingin melihatmu ceria”

“coba lihat air ini air hujan, bukan air mata”

“daun-daun tertawa ditumpahi air hujan, kumohon, tersenyumlah” ucap lelaki itu sambil menatap gadis itu dalam-dalam

“komohon” ucapnya lagi

Namun gadis itu hanya terdiam

“oke, aku akan pergi meninggalkanmu jika kamu masih tak mau senyum”ucap lelaki itu

Gadis itu masih diam, wajahnya tak tampak ingin tersenyum.

Sehingga terlihat seorang bayangan laki-laki pergi meninggalkan gadis itu.

...

Pagi yang masih terlalu bening, di pinggir-pinggir trotoar dekat rumah gadis itu tertempel ribuan foto dirinya dengan berbagai pose. Foto-foto itu terlalu banyak hingga sejauh 3 kilometer masih terpampang foto gadis itu.

Yang direkatkan satu persatu, membentuk wajah gadis itu, jelas

Namun lelaki itu tak muncul..

Satu foto yang digenggam gadis itu hanyalah foto jejak kaki yang bertulis

“kenang aku, aku kan dihatimu”

Tak tau mengapa, tersembul getah bening diujung mata gadis itu

Sambil memeluk bunga edelweiss gadis itu mulai merasa dunianya itu sudah tak perawan, disentuh seorang laki-laki

...

Entah mengapa setelah selasai mengetik sebuah cerita, air mata Shinta mengalir, seakan terngiang-ngiang lagi suara

“ini hujan bukan air mata, komohon tersenyumlah”

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler