Skip to Content

Hargailah Cinta

Foto Ricky Dinar Rizki

Hargailah Cinta

 

            Kisah ini berawal saat aku masih duduk di SMP kelas 2, saat kebahagiaan datang padaku setiap hari. Saat masa kelas 2 ini hampir satu semester. Pada hari kamis tanggal 22 november 2008 jam 8 malam, aku tengah bermain ponselku sambil menonton TV. Tiba-tiba ada nomor yang tak kukenal menelfon, dengan penasaran aku mengangkatnya. “Halo… halo… maaf ini siapa ya?”. Berulang-ulang kutanyakan itu namun tak ada jawaban, akhirnya telfonnya terputus. Tak lama kemudian, orang yang menelfon tadi sms “Hai… boleh kenalan ngga? Aku Cinta… kamu siapa?” tanyanya. Tanpa berpikir panjang aku membalasnya “Hai juga… Aku Ricky…”. Setelah itu aku dan dia merasa akrab, aku lanjutkan SMSan dengannya. Aku dan dia saling menanyakan alamat rumahnya dimana,sekolah dimana,orang mana, kelas berapa,dll. Saking asyiknya SMSan tak terasa sudah larut malam. Diapun pamit untuk tidur akupun juga tidur. Belum lama setelah tidur dia menelfonku kira-kira jam setengah dua. Dengan mata yang masih mengantuk akupun mengangkatnya. Entah membahas apa saja aku sudah lupa. Tak sadar dua jam pun terlewati, dia pamitan untuk tidur dan akupun kembali tidur.

Esok hari aku berangkat sekolah seperti biasa. Suasana-suasana sebagai pelajar masih tercium, serius,canda tawa,makan bersama dan masih banyak lagi aktifitas-aktifitas pelajar lainnya. Hingga bel pulang pun berbunyi menandakan sudah selesai waktu belajar mengajar. Sesampai aku di gerbang sekolah aku merasakan ada yang terlintas di pikiranku, sesuatu mengingatkanku pada Cinta. Aku berencana akan kerumah Cinta setelah aku pulang sekolah tapi aku putuskan untuk pulang dulu dan berganti baju. Akupun mulai mengayuh sepedaku dengan cepat. Sesampai dirumah ponselku berbunyi, bunyi sms, aku berharap itu SMS dari Cinta ternyata benar dugaanku itu dari Cinta. Kubuka SMSnya dan kubaca “Hai Ricky… Udah pulangkah kamu?” kubalas “Udah Cinta.. baru aja sampe. Kamu udah pulang Cinta?” jawabnya “Udah Ricky…”. Selang beberapa menit akupun menuju kerumah Cinta. Sesampai disana aku kesana kemari mencarinya tapi belum ketemu rumahnya. Aku melihat beberapa orang sedang kumpul-kumpul aku menghampirinya, kutanyakan pada mereka dimana rumah Cinta namun mereka tidak ada yang tahu satupun. Kusudahi pertanyaanku pada mereka, kumulai langkahku menjauhi mereka. Akupun teringat kenapa tidak nelfon dia saja. Kuambil ponselku disaku kananku lalu kuhubungi dia, berulang-ulang aku menghubungi dia tapi tak ada jawaban. Waktu sudah semakin sore dan akupun mulai kelelahan kuputuskan untuk pulang.

Tahun baru pun tiba aku dan dia sama-sama menonton acara TV detik-detik pergantian tahun, saat itu aku mulai merasakan ada yang janggal dalam diriku entah apa yang kurasakan saat itu. Beberapa bulan berlalu aku mendengar dari Cinta kalau Cinta akan pindah ke Jakarta dan menetap disana, aku hanya bisa menghela nafasku saat mendengarnya karena aku belum bertemu dengannya. Hari-hari aku jalani dengan baik walaupun dia jauh dariku, tetapi ini yang aku suka meskipun dia jauh tapi dia tetap menjaga komunikasi dengan baik. Peluangku kecil tuk bertemu dengannya,tapi tak apa-apa aku mensyukuri itu. Sesuatu yang tak kuinginkan datang entah siapa yang memulainya, mungkin ada yang mulai bosan atau apa dan hubungan aku dan dia mulai rumit. Dia marah-marah tapi aku diam saja aku lupaapa yang telah ku perbuat hingga hubunganku menjadi seperti ini. Apa aku  salah ucap entah apa aku tidak tahu, hingga beberapa hari aku dan dia seperti ini. Namun  kucoba untuk menenangkan tapi dia tidak mau tenang. Benar-benar dia sudah marah besar padaku. Ku coba untuk mengungkapkan perasaanku padanya tak kusangka dia langsung diam dan minta maaf padaku, dalam perasaan bingung aku berkata dalam hati “kenapa tiba-tiba dia kaya gini?apa ini yang dia tunggu selama ini, apa gimana” dari pada pusing aku berhenti berfikir. Ya sudahlah aku ikuti saja.

Hari-hari ku jalani dengan dia walaupun hanya lewat ponselku ini namun sangat berkesan. Walaupun aku belumpernah bertemu sebelumnya. Kujalani  hari-hari layaknya seorang siswa,belajar, bermain, makan bareng, begitu juga dengan dia sama-sama seorang pelajar, hanya saja dia jauh disana. Sesuatu yang sangat aku hindari sekarang muncul,aku merasa bukan diriku lagi entah kenapa, dia menghubungiku setiap saat dia menghubungiku namun tak kubalas juga. Aku merasa ada yang merasuk ke tubuhku untuk tidak membalas teleponnya, smsnya. Hari demi hari berganti aku mendapat sms dari temenya bernama Tyara bahwa Cinta jatuh di kamar mandi dan tak berdaya di kamarnya. Anehnya aku pun tidak merasakan apa-apa, apa kaget, terkejut, khawatir, takut, tak ada yang dapat kurasakan. Sungguh jahat aku ini. Setiap hari Tyara sms tentang keadaan Cinta namun ku tak pernah balas. Setelah seminggu dia sms dengan bertuliskan “Ricky… Cinta, Cinta sama kamu Ricky, lebih dari apapun, dia jatuh karena terus memikirkanmu tapi kenapa kamu tidak peduli padanya, sampai sekarang dia menunggumu sms atau telfon dia. Rick….dia membutuhkanmu, dia terus memanggilmu. Ricky tolong.. Aku sebagai sahabatnya merasa kasihan. Aku tak bisa membayangkan jika seandainya itu terjadi padaku. Ricky kumohon padamu. Kasihan dia. Tolong Ricky…. Hanya ini pintaku.Tolong…!!” namun tak kubalas, benar-benar jahat aku ini. Itu sms terakhir yang kudapat darinya, keesokan harinya aku tak mendapat sms darinya, tak ada satupun. Mungkin dia sudah melupakanku karena ulahku sendiri. Aku sangat menyesalinya. Setengah bulan aku menelfon diatapi yang mengangkat orang laki-laki langsung kututup telfonku, mungkin kalau tidak kututup aku sudah tahu dimana dia sekarang dan bagaimana kabarnya sekarang namun tak kulakukan hingga nomor Cinta dan Tyara terblokir dan akupun tak bisa menghubunginya lagi. Kucoba untuk ku lupakan tapi ku tak bisa, aku tak bisa lepas darinya. Aku selalu teringat padanya karena kesalahanku sendiri.

Setahun kemudian aku kelas 3 SMP, ditengah kelas 3 SMP aku mendapat nomor yang tidak ku kenal, aku beranggapan itu dari teman-temanku kelas ini,tapi ternyata tidak  yang sms aku ternyata Cinta, dia masih ingat aku, ”Hai……..Masih kenal aku ngga?” tanyanya. “maaf ini siapa yach?” jawabku.”Ini Cinta ricky” balasnya. Aku pun terkejut ternyata kau sms lagi, aku dan dia kembali smsan basa-basi. Esok hari setalah pulang sekolah dia menelfon dan berkata “Ricky Cinta mau nanya sama ricky …bagaimana hubungan kita Ricky?”. Aku menjawab “itu terserah Cinta” dia diam tetapi dia tanyakan lagi ke aku ”ricky gimana hubungan kita?” Akupun menjawab ”itu terserah Cinta” dan dia menutup telefonnya, setelah itu dia tidak sms aku sekalipun. Esoknya sepulang sekolah Cinta sms dengan nomor baru untuk yang terakhir kalinya, dia hanya meminta aku untuk berganti nomor tetapi aku tidak mau. Setalah itu dia tak sms aku lagi, selamanya. Sebulan kemudian aku berganti nomor, bodohnya aku kenapa aku tidak berganti nomor waktu dia meminta aku berganti nomor. Saat aku hubungi nomornya,nomornya sudah mati,sudah terlambat.

Tahun ajaran baru tiba, aku sekolah di SMA N 1Pangkah masuk kelas X B, aku masih memakai nomor yang dulu bukan yang kemarin aku beli,berharap dia sms aku lagi. Setengah tahun kemudian aku menunggunya namun dia tidak sms aku juga. Tiba-tiba temanku Rina meminta aku meminjamkan kartuku yang lama padanya katanya penting. Karena aku tidak tega, aku meminjamkan padanya. Namun hal tak terduga terjadi, nomor yang aku pinjamkan ke Rina di patahkan oleh pacarnya, dengan kaget setengah menangis aku mendengarnya. Benar-benar hilang sudah harapan itu. Tapi tak apalah dia sudah menggantikan nomor baru untukku walau aku kehilangan harapan untuk menunggu sms dari Cinta. Walau harga nomor itu tak seberapa. Aku benar benar sangat menyesal tidak menghargai cintanya meskipun aku Cinta dia sepertinya cintaku ini hanya sebentar. Akan tetapi, perasaanku ini masih membekas sampai sekarang (kelas 3 SMA). Setiap aku melihat, mendengar kata Cinta, aku selalu teringat padanya, meski aku tak tahu itu nama asli atau bukan, aku tidak tahu. Dia benar-benar Cinta sejati selalu menunggu walaupun tersakiti. Aku masih mempunyai catatanku sewaktu SMP yang isinya alamat rumahnya sekarang yang di Jakarta, aku berharap dia belum pindah sampai sekarang. Setelah ini aku akan mengunjungi rumahnya suatu hari nanti, dan berharap dia belum melupakanku, jujur, aku belum pernah menemukan orang seperti dia sampai sekarang ini setelah ku kenal Cinta. Dia orang yang paling setia dari yang pernah kulihat. Aku berharap aku bisa menemukan dia suatu hari nanti, pasti.

Tahukah kamu, panca indra ini bisa menyimpan memori. Saat aku kelas 2 SMP, aku pakai parfum itu saat aku SMA kelas 1.Aku membeli parfum itu lagi karena wanginya khas, saat ku semprotkan ke tubuhku dan ku hirup aromanya. Pikiranku langsung teringat masa-masa kelas 2 SMP saat aku bersama Cinta, saat-saat bahagia. Memang benar aku tidak mau kehilangan orang yang mencitaiku ataupun yang dicintaiku. Hargailah orang yang mencintaimu sebelum orang itu pergi meninggalkanmu untuk selamanya. Kesempatan tidak datang dua kali, agar kau tak menyesal suatu hari nanti, Jadikan pengalamanku ini suatu pelajaran bagi kalian. Janganlah pernah mencoba sendiri apa yang telah kulakukan dan jangan pernah berkeinginan merasakan apa yang ku rasakan. Biarkan aku saja yang merasakan.


Hargailah cinta yang datang kepadamu sebelum dia pergi meninggalkanmu untuk selamanya.

Komentar

Foto Cholif

Cerita yang bagus

Ceritanya bagus, ijin share ya mas... :)

Foto Ricky Dinar Rizki

Balasan

Boleh. Terima kasih sebelumnya.

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler