Skip to Content

Haruskah seperti ini?

Foto Ria handayani

Tanpa aku sadari semuanya telah berlalu. Aku masih temangu disini. Berharap adanya secercik bayangmu yang mampir dalam lamunanku. Dengan senyummu

yang khas.

Leluconmu yang terkadang buatku menitihkan air mata. Lantunan nada – nada indah yang kau cipta disaat tetesan air mata ini berlalu tanpa arti. Walau dengan suara silung, tapi cukup membuat bibir ini berubah menjadi setengah lingkaran kebahagian. 

Kau yang telah bangkitkanku dalam keterpurukan yang lalu. Sejuta cerita yang ku perdengarkan padamu, seolah tak menjadi beban hidupmu. Kau tetap menjadi pendengar setiaku. Walau terkadang kau merendahkan kebodohanku. Tak jarang kau juga membawa kabar tentang dirinya. Gadis mungil yang ternyata lebih tua darimu. Kebahagianmu bersamanya, asal mula kau berkenalan dengannya, secara utuh kau ceritakan itu semua padaku. Walau sebenarnya hati ini teriris, tapi ku tetap menjadi pendengar setiamu, bahkan memintamu tuk tetap bersamanya. Sempat terbesit pikiran kotorku. Dan berharap kau jauh dari dirinya, tapi ku tepis itu semua. Karena bagiku bahagiamu adalah nyawa hidupku. Nyawa yang telah kembalikan aku seperti gadis ceria yang dulu.

Kepribadianmu yang manja itu, mengubah pandanganku akan kaum sepertimu. Ku maklumi itu, karena kau memang terlahir dengan sejuta keinginan yang belum terpenuhi, sama seperti aku. Perlahan tertanam satu harapanku padamu. Entah apa yang membuatku menanamkan harapan itu. Walau ku tahu kau telah ada yang memilki, salahkah jika rasa itu ada?

Aku wanita normal. Menatap wajahmu yang rupawan sungguh memikat hatiku yang kosong. Belum lagi kehadiranmu yang selalu temani kesendirianku. Kau bagai cahaya dalam kegelapan. Kegelapan yang bisa membawaku kedalam jurang kehampaan. Sejak ada kau, aku tak takut terjerumus dalam jurang hampa itu. Menjalani hari – hari bersamamu, bagai menyongsongku pada kebahagia dimasa yang akan datang. Kehadiranmu seakan membawaku pada dunia lain, karena kau memang berbeda dari yang lain. Kau sosok yang ku cari selama ini. Bisakah kau tetap bersamaku?

 

‘Tuhan.. jika dia yang terbaik, jangan pernah kau jauhkan aku dengannya. Persatukan kami, aku ingin dia tetapi disisiku, hingga mata ini terutup tuk selamanya.’ Pintaku.

          Walau kita hanya sebatas teman, tapi hati ini menganggapmu lebih dari itu. Semua yang kau berikan terasa lebih dari sebatas teman. Apa yang ku pinta selalu kau penuhi. Setiap langkahku selalu kau ikuti dengan baik. Kau bagai bayang – bayang yang tak pernah jauh dari sosok aslinya. Dan tak pernah ku bayangkan kau menjauh bahkan pergi dari sisiku. Tapi itu hanyalah kenanganmu denganku. Kenangan yang dulu begitu nyata. Untuk sekarang bayangmu saja tak terlihat lagi. Kau jauh dariku. Walau pada kenyataanya tidak!

Sorot matamu memang masih memandangku, melihat gerak – gerikku, mencari – cari hati yang kosong ini. Walau terkadang tatapanmu seakan memberi isyarat membenciku. Namun hatiku berkata ‘Kau merindukanku’. Apa dan bagaimana kelakuanku hingga membuat sikapmu berubah padaku. Semuanya membuatku seperti kehilangan arah. Ku rapuh tanpamu. Belaian yang menghantarkan kau pada gadis lain membuat tubuh ini makin rapuh. Sekilas terbayang masa yang indah silam, tapi apalah daya. Hidup ini terlalu pedih tuk ku tangisi lagi. Hanya senyuman yang ku lukiskan, tanpa ada seorang yang tau dan mengartikan. Entah sampai kapan ini akan terjadi. Mungkinkah aku yang terlalu berharap padamu?

Aku sadar diri, mungkin memang kau tak ingin ku usik lagi. Kenyamanan yang ku dapat darimu seakan menghilang entah kemana. Ku yakin hatimu mampu ku artikan, namun semua salah. Aku tak pernah tau apa yang kau rasakan, apa yang kau inginkan dan apa yang merubah sikapmu padaku. Bila memang semua ini menjadi arti tersendiri untukku, bisakah kau sampaikan itu dengan halus? Biar tak sepedih ini ku melepasmu.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler