Skip to Content

Igau-Igau Desember

Foto saiful bahri

Igau-igau sekali ini menceracau lagi pada Desember. Runut merunut pada ratusan ribu tahun yang terlampaui telah mengatupkan Desember di selingkar kelam kelabu sejarah kampung kami. Edar bulan dan gerak bintang kala masuk Desember telah memetakan pilu petaka yang mencelaka selingkup tanah kampung kami. Pendar-pendar segenap hari Desember bersuka ria mencibir-cibir kami, biar kami abadi dalam kenangan kecut terkurung takut.

Ini Desember, sudah Desember lagi. Mengigaulah selagi igau puaskan pekik batin yang terkadang amat sukar di pekikkan. Mengingaulah selagi sadar karena yang terigau selalu saja yang tak sadar. Mengigaulah agar terlipur hati-hati yang kecut terkurung takut, hati-hati yang gundah tak pernah sudah. Mengigaulah biar terguyur basah jiwa-jiwa yang gelisah, karena hidup di kampung ini kini tak indah lagi. Abaikan kicau merdu burung kecil yang lincah membelah pagi, karena burung-burung itu telah membeku. Lupakan lambai nyiur yang sendu merayu mendayu-dayu, karena nyiur-nyiur juga telah membatu. Masa bodoh ramah tamah, tegur sapa dan aneka senda gurau, karena semua itu kenangan masa lalu. Karena ini Desember, sudah Desember lagi, maka mengiaulah.

Ketika igau mengigau berpeluang untungkan hidup, agar hidup agak hidup, maka beramai-ramailah orang mengigau. Di warung-warung kopi yang bising, di los-los pasar yang kumuh, di simpang-simpang yang sesak, di bilik-bilik sempit rumah kost, di ruang-ruang sejuk kantor pemerintah, di pematang sawah yang becek, di atas perahu-perahu nelayan yang enggan melaut, di halaman-halaman sekolah, di mobil-mobil angkutan, di ruang tunggu rumah sakit jiwa, di halte-halte, di salon, di bank, di ranjang, di kakus, di tebing-tebing longsor, di hutan-hutan terluka, di ilusiku, di ilusimu, di segala harap diri, semua orang larut mengigau-igau. Tak siang, tak malam, semua sibuk mengigau-igau. Tak putus-putus, tak pernah pupus orang-orang mengigau-igau. Berjuta-juta igau mengerubung kampung kami. Warna-warni berjuta igau menghias manis hitam putih langit-langit kampung kami.

Mabuk khusyuk berigau telah menghantarkan kami pada penghujung hidup yang lebih kering. Aduh, ternyata igau-igau itu tak mempan juga memberi secuil gairah indah bagi sisa-sisa hidup kami di selingkup kampung kami sendiri. Sialan, yang salah tetap kami juga. Igau kami tak seragam. Igau kami beragam-ragam.

”Semestinya pada awal-awalnya kita sepakati dulu apa yang harus kita igaukan. Jika igau kita seragam tentu tak seperti ini akhir yang kita dapatkan!”tukas Tukang Becak sambil menghembuskan nafas terakhirnya. Ia mendadak mati, terserang panas tinggi. Kata orang ia kena gigit nyamuk malaria.

”Tidak mungkin kita seragamkan igau-igau kita. Igauku dan igaumu beda-beda. Jika igau-igau harus diseragamkan itu namanya pemaksaan. Dimana kemerdekaan jika igau-igau harus dipersis-persiskan?”tanya seorang Perampok entah pada siapa. Ia terperangah ketika meraba saku celananya. Dompetnya tak ada lagi. Gila, Perampok kok bisa-bisanya kena rampok.

”Jadi kita tak boleh lagi mengigau? Sungguh celaka jika mengigau pun dilarang-larang!”damprat Tukang Parkir sambil membanting topi lusuhnya ke tumpukan sampah yang menyumbat di mulut got buangan air limbah pasar kampungnya.

Hidup yang hampir indah kembali kacau balau. Angan-angan yang terigaukan jadi genting, lalu terbanting, pecah berkeping-keping. Igaupun jadi sia-sia. Igaupun juga tak berguna. Orang-orang kembali mencari-cari. Orang-orang kembali larut dalam pencariannya. Pencarian panjang, pencarian yang tiada henti, pencarian yang mentradisi adat diri!

Padahal kini lagi Desember, sudah Desember lagi. Tak ada salahnya menggaib-gaibkan diri dalam ragu bercampur malu diam-diam tanpa suara mencoba berigau-igau seputar diri. Ya, cuma berigau di diri-diri sendiri. Karena Desember itu penutup bulan, tak ada ruginya mengigau-igau untung rugi hidup di hari-hari setahun yang telah terlampaui. Karena Desember adalah....

Ah!

Takengon, 6 Desember 2008

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler