Skip to Content

Kisah Depo

Foto Gellis

Kisah Depo

Nama lengkapnya adalah Depo Rydya Saluris. Ia adalah anak semata wayang dari keluarga keturunan bangsawan. Ia begitu nakal dan manja. Apa ini dan itu selalu dituruti ayah bunda. Ia tumbuh menjadi pribadi yang malas dan bejat.  Setelah selesai menengah pertama ia dimasukkan ke dalam pesantren nurul hakim kediri. Tes awal masuk ia menulis di lembaran putih “Tolong jangan luluskan, saya tidak mau sekolah di sini," pintanya. Tapi panitia PSB meluluskannya. Apa gerangan kenapa diluluskan padahal ia tidak menjawab sama sekali tes yang diberikan. Depo... Depo... Sungguh malang nasibmu. Ia menangis sejadi-jadi ketika ayahnya mengantar lantas pulang. Ia terus mengejar mobil jazz ayahnya. Apa gerangan anak lelaki tampan itu tidak mau pisah dengan orang tuanya. Depo  jangan seperti katak dalam tempurung. Dunia masih lebar kawan, tidak selebar daun kelor. Tiga hari tiga malam ia terus merengek tak karuan. Ketika orang tua santri lain menjenguk, perasaan sedih muncul lagi dalam benaknya ia melampiaskannya dengan mandi dan mandi walau malam menusuk kulit. Ia menangis di dalam jamban. Cengeng memang, maklum anak mami. Depo...Depo... Kamu ini sudah besar kawan. Sudah kenal lawan jenis. Nikmati aja hidup ini karena kamu punya satu kesempatan. Bukan dua. Di pesantren Depo diajarkan disiplin santri, yang tidak disiplin akan mendapat hadiah pertama kayu, rotan dan kabel akan menempel di kulit entah bagian mana? Depo... Depo... malang nian nasibmu. Engkau kabur dari pesantren untuk pergi ke mall padahal uang tinggal cepek di dompet, apa gerangan yang akan kau beli. Barang harganya mahal-mahal. Ia hanya melihat-lihat berjalan sampai lantai teratas lantas kembali pulang. Seketika ketika ia tiba di pesantren, lemari pakaiannya ada di luar dan ia tidur di luar. kasihan kau Depo. malang nian nasibmu.  Jam empat pagi engkau harus bangun pagi-pagi menyantap sarapan pagi "Kitab" sambil menunggu waktu subuh. Habis shalat wajib hukumnya membaca kitab. Dan sekitar jam sepuluh malam, engkau diberikan kebebasan untuk melakukan hal-hal duniawi. Engkau tersikasa sekali, kawan. Kenapa? karena engkau tidak menikmatinya. Coba nikmati, engkau pasti bisa. Engkau hanya mendapatkan satu raport sekolah dan tidak raport pesantren. Depo....Depo.. malang nian nasibmu...

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler