Skip to Content

Lumut Hati

Foto Suryanof

Lumut Hati

 

12 November 2014

Hari ini gadis itu sedang berbahagia.

Satu langkah lagi berhasil dia tuntaskan. Itu artinya satu langkah lagi dia berada di depanku. Bahkan dia selalu berada di depanku.

            Masa tiga tahun yang lalu terasa singkat. Seakan baru kemarin saja dia melangkah jauh meninggalkan tanah lahirnya meraih impian selanjutnya. Ya, dia adalah gadis yang sangat aku damba selama enam tahun. Sekarang dia telah menyandang gelar sarjana muda.

            Baiklah, tulisan ini bukanlah membahas tentang itu. Ini jauh lebih dalam. Lalu apa hubunganya denganku dan mengapa gadis itu hanya menjadi dambaan. Bukan menjadi seseorang kekasih?

            Sejak pertama kali melihatnya sejak enam tahun silam saat itulah aku menyukainya hingga sekarang. Dan alasan mengapa aku menyukainya adalah pertanyaan misteri yang tak pernah punya jawabannya. Gadis ini sederhana tapi cantik. Meski berasal dari keluarga berada namun cara hidupanya juga sederhana.

            Enam tahun yang lalu. Ah, jika saja waktu bisa diputar kembali aku ingin kembali ke masa itu lagi, ingin sekali dia tau perasaanku. Dari enam tahun, ada tiga tahun dimana selama itu aku masih bisa melihat sesosok yang tanpa dia sadari sudah mengurung semua rinduku dihati. Ya, dia tidak pernah tau dan tidak akan pernah.

            Jika kalian melihatku enam tahun yang lalu, aku bukanlah laki-laki yang di dambakan oleh banyak gadis remaja, mungkin. Culun dan kuper. Bahkan penyakitan yang mengrogotti hingga tubuhku menjadi kurus. Hingga perasaanku kalah oleh logika.

            Hati berkata cinta tidak memandang apapun. Sementara logika mengatakan jika aku melakukanya, apa aku tidak kasihan terhadap dirinya. Memiliki kekasih penyakitan dan tidak keren pula. Perasaan kontra logika. Perasaanku mengalah dan membiarkan logika menang. Saat kelas dua, gadis itu menjalin tali kasih. Aku yang cemburu mencoba mencari pelampiasan kesedihanku. Maksudku, akupun mencoba mencari cinta lain. Namun tiga kali menyatakan cinta semuanya di tolak yang kemudian di jahui. Mungkin, hal yang sama akan terjadi jika aku nekad melakukan itu kepadanya. Ketika dia tidak bisa menerima hatiku, menolak, lalu menjauh. Sungguh biarlah itu tak terjadi.  

            Itu artinya aku hanya menjadi sahabat dekatnya saja. Dan entah kenapa pula hatik ini bisa menerimanya. Ada rasa nyaman meski hanya menjadi temanya. Mungkin itu lebih dari pantas. Lihatlah, dia tidak hanya cantik dan sederhana, dia juga pintar dan selalu menjadi juara kelas. Lagi-lagi berbanding terbalik denganku yang bahkan masuk sepuluh besar saja tidak pernah. Satu tahun sebelum lulus sekolah aku berusaha menjauh. Aku takut persaan ini tak bisa dibendung. Hanya melihatnya dari jauh.

            Setelah lulus sekolah, sekali lagi dia berada di depanku jauh-jauh hari dia sudah di terima di PTN faovorit yang ada di Jawa, sementara aku kala itu masih berkutat dengan ujian agar lulus menjadi mahasiswa. Malah sudah beberapa kali mencoba, namun gagal lulus. Sekali lagi mempertegas, aku bukanlah orang yang pantas dia cintai. Dia gadis pintar dan cantik sedangkan aku, sudahlah tidak menarik otak pas-pasan pula.

Setelah berpisah aku berfikir perasaan itu akan hilang begitu, tetapi kenyataanya tidak demikian. Justru rindu itu semakin menguat di kala jauh. Sebenarnya setiap dia pulang kampung, ingin rasanya menjauh. Namun entah kenapa aku tidak bisa. Hati ini ingin selalu berjumpa denganya. Melihat indah senyum miliknya membuat hati ini terasa sejuk.

Namun saat dia pulang dari perantauan, aku merasa ada perubahan sikap dirinya terhadapku. Entah kenapa, setiap kali dia melihatku perasaanku mengatakan ada sebuah pesan yang tersembunyi pada sorot matanya. Tatapan matanya redup. Mungkinkah arti dari tatapan itu cintanya sudah berubah. Dan cinta itu untukku akhirnya? Dan impian itu berubah menjadi kenyataan? Atau mungkin itu hanya tatapan kasihan terhadapku yang setahun setelah lulus sekolah menderita sakit paru-paru.

Namun apabila cinta itu datang dari rasa kasihan, biarlah aku tidak di cintai sama sekali. Meski tak sempurna, aku juga manusia. Ingin cintai dengan hati yang tulus. Hati yang terdalam..

Enam tahun akhirnya, aku memutuskan meredam mimpi-mimpi. Aku menyerah. Karena nasibku juga belum pernah berubah. Meski aku tidak akan pernah bisa membunuh perasaan itu. Biarlah perasaan ini akan ku simpan baik-baik jauh di dalam hati. Aku hanya ingin orang yang kucintai bahagia sekalipun dia tidak tau aku amat menyanginya. Apa yang dia miliki sekarang. Dan segala  pencapainya yang sudah ia raih sampai sejauh ini. Aku tidak mau merusak kebahagian itu. Aku tidak bisa bayangkan kalau akulah orang yang dia cintai. Tega merebut kebahagiannya hanya karena memikirkan laki-laki seperti diriku. Laki-laki penyakitan yang masa depannya masih tidak jelas. Aku harus tahu diri siapalah diri ini. Namun semua ini akan ku jadikan semangat untuk  tidak menyerah terhadap hidup. Merubah keadaan diri. Aku berharap suatu hari nanti, Tuhan akan mengirimkan bidadari terbaiknya untukku. Bidadari yang akan mendampingiku sepanjang usia. Dan cinta untukku gadis itu, biarlah hanya menjadi lumut di hati.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Foto mamah kradenan

Lumut hati

Memangnya menderita sakit apa sampai segitu mindernya ?

Foto Suryanof

:) sebenarnya aku tidak cukup

:) sebenarnya aku tidak cukup tahu, tapi kemaren itu sakit paru-paru

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler