Skip to Content

Malam-malam Re

Foto Gandhi Nurrohim

gemuruh badai memberangus barisan jenjang bukit pualam di tubir-tubir pantai,hujan menderai luka pada tengkuk dan ubun-ubunku,seperti apa jadinya kisah ini jikalau malam itu helaan nafasku tidak membendung aliran rasa dan harapan-harapan yang aku -dan kau- buat pada malam-malam beku bersama deruan angin menarikan nyiur di belakang rumah,semua spontan,aku yang justru membendung seluruh aliran rasa itu dengan dalih keterpurukan dan ketidak pantasan,aku ingat betul sorot hijau matamu ibarat latar sendu yang membingkai malam itu-dengan seluruh kekecewaan akan penantian-.harapan itu hanya bayangan bagi kita,tak akan pernah mampu untuk di raih,itu mungkin yang kau sadari malam itu.kau pikir harapan dan cinta itu hanya mlikmu,kau pikir detik itu kau kehilangan alasan untuk menyatakan semuanya,untuk mengalirkan semua rasa di hatimu,kau berpikir cintamu tak pernah sedetikpun kurasa,aku yang bahkan jauh lebih mengerti dengan intrik ini,cukup memandang wajahmu aku sudah temukan isyarat itu.sayangnya,aku justru semakin meneggelamkan asumsimu bahwa cintamu bertepuk sebelah tangan,ku korbankan semua rasa ku benamkan semua harapan yang semakin lama tak mampu ku pendam,dan aku merasa sosok ''aku'' pada malam itu bukanlah ''aku'' yang dulu,aku yang selalu jujur akan semua perasaan.

malam itu parau kau bertanya berpagut suara hujan,parau itu perlahan menjadi teriakan yang terasa asing di telingaku

''el,,apakah kau mencintaiku??''  aku membongkah,ingin kuucap ''iya'' atau sekedar mengangguk,-semua harapan itu hampir ku genggam- ,tapi justru aku membatu ,menuli,juga membisu,

''el ,,aku mohon jawablah,,,apakah kau mencintaiku?? '' ,malam itu ingin ku ucap bahwa segala yang akan keluar dari mulutku adalah dusta,kau tahu aku tak pernah pantas untukmu,dalam lamunan sekalipun.

''el ?? '' itu mungkin kalimat terakhirmu,, aku tertunduk,entah kenapa aku tiba2 tak berani menatapmu,tak berani mengucapkan apapun,malam itu aku memutuskan pergi meninggalkanmu ....

biar waktu yang menjawab semua pertanyaanmu....

karena aku tak akan pernah bisa berbohong padanya....

 

                                                                                        * * *

maka malam itu persis sepersekian detik saat tubuhku lesap dari bingkai matanya,ia tertunduk ,nyalang mata hijaunya menumpas beriak ombak yang datang membawa sembilu baru dari ujung samudera,entah derai hujan yang membelah separo wajah kapasnya atau memang ada air lain di sana,air yang telah menjadi isyarat seluruh perasaannya,gelap datang membawa mendung di hatinya.sepekat ini,re cukup sadar ,bahwa mungkin begini rasanya mati : sepi,gelap,..

semua sudah selesai serpihan-serpihan puzzle yang sekian bulan ia coba kumpulkan membentuk semua jawabannya ,malam ini satu jawaban saja untuk satu perkara paling getir selama hidupnya : puzzle itu tak akan pernah membentuk apapun,

padahal hanya aku dan Tuhan saja ang tahu,bahwa puzzle itu tak pernah utuh,masih ada satu potongan kecil yang justru paling penting ,potongan kecil yang kini ku bawa pergi,meninggalkan kehidupannya.

 

7 bulan setelah malam itu.

 

aku justru baru menyadari apa yang salah dari waktu saat ini,ketika perasaan itu benar-benar tak dapat di pangkas oleh kegiatan apapun dalam hidupku,adalah abah haji yang memaparkan semua bagian itu,proyeksi kehidupan yang selama ini justru tak pernah kulihat,satu alasan mengapa aku mematahkan toga harapan itu,alasan mengapa justru ku tinggalkan ia yang ku cinta dan hanya memberikan sepi baginya.aku penjahat,dan re adalah gadis terbaik yang pernah terlahir kedunia,aku pencuri,penjudi.dan satu-satunya yang paling kusesali adalah AKU JUSTRU TELAH MENCURI HATINYA,DAN BERJUDI DENGAN PERASAANNYA.maka sebelum semua tampak,ku benamkan kembali perasaan itu,dan abah haji justru berkata padaku '' el ,kau memiliki masa lalu yang kelam,tapi kehidupan adalah rentetan dari kesempatan jika kau menyadarinya,hidup selalu berubah sekalipun kau membendungnya sekalipun,dan kau pada hakikatnya memiliki kemampuan itu,perubahan itu ada pada dirimu hanya saja kau tak pernah berani menampakannya,kau tak pernah berani. aku terdiam,sesaat '' abah,ini berbeda,aku adalah penjahat,gadis baik itu tak pantas mnendapatkan cinta seorang penjahat sepertiku.'' abah tersenyum,,'' kau ternyata belum mengerti juga el,aku berani bertaruh bhwa dirimu bahkan seribu kali lebih baik dari pada dermawan-dermawan di pasar kota kita,kenapa,ya kau akui dirimu memang penjahat tapi dengarlah el.tidak ada seorangpun penjahat yang mengakui semua kejahatannya kecuali pada dasarnya merekalah org baik itu,kau menghitung berapa kejahatan yang kau buat itu jauh lebih baik ketimbang orang baik yang jusrtu menghitung berapa kebaikan yang pernah mereka buat,

percayalah el,kau baik untuk dia,percayalah kakek tua ini,pergilah katakan semua padanya jangan biarkan ia menunggu lebih lama lagi,waktu selalu menyediakan segalanya...

           
                                                                                   * * *                                  

malam ini tepat 7 bulan,3 hari,34menit dan 4 detk.

saat aku kembali berdiri di pantai paling eksotis di ujung pulau,malam ibarat de djavu,semua hampir sama ,hujan yang bergemuruh menyisir bukit pualam,rintik yang mengores ribuan titik beku pada air laut,gelap yang menghimpit semua perasaan mengekalkan seluruh mimpi kelam.semua hampir sama,debur ombak yang mengikis butiran pasir beku juga bersimpuh pada pergelangan kaki,derai hujan yang berguguran pada tengkuk dan ubun-ubunku.dan satu lagi SILUET PUNGGUNGMU YANG MENGHADAP PEKATNYA LAUTAN.ya tuhan semua hampir sama,hampir,hanya saja waktu telah merubah beberapa bagian penting itu :perasaan.

aku terpekur menjalari buih-buih air yang bergelembung pada pasir,berjalan menuju siluet tubuhmu,perjalanan yang terasa asing dan lama.aku menatap punggungmu yang basah,rambutmu tergerai dan itu cukup unttuk menghentiikan langkahku,persisi dua meter darimu yang beku bagai bongkahan pualam di tubir pantai

aku terdiam,semua sudah berbeda sekarang,entah bagaimana raut wajahmu saat ini,menagiskah,membencikah entahlah kau bahkan tak memberiku sedikitpu celah untuk mengintipnya.mulutku perlahan ku tarik,kelu itu percuma saat ini,bisu itu tak akan menjelaskan apa-apa padamu.

''Re??? '' gumamku 

kau diam,membatu,menuli juga membisu.

''Re !!! ''

kau diam,mungkin tengah mengutuk bunyi yang keluar dari suara itu

"Re,, maafkan aku,ini benar-benar membunuhku,kau tahu kesimpulan malam itu belumlah ku berikan,dan malam ini izinkan aku menjawab seluruh pertanyaanmu malam itu?? 

perlahan kau memutar tubuhmu,menyajikan seraut wajah paling asing yang pernah ku lihat.kau tak sedikitpun menangis tidak juga membenci,KAU SEPERTI MAYAT HIDUP.tanpa secuilpu ekspresi

''Re,aku..aku..aku mencintaimu '' akhirnya kalimat pamungkas itu keluar,dan kau justru tak sedikitpun merspon,kalimatku barusan bahkan tak sedetikpu menarik raut mukamu.

''maaf el,aku sudah menikah,,pergilah jangan ganggu kehidupanku lagi'' kau bergumam pelan tapi bagai guntur di telngaku,aku terdiam membeku,menuli,juga membisu.aku menatap mata hijau itu sejenak,berusaha mencari kejujuran di sana.lalu malam itu semuanya hampir sama,aku perlahan pergi meninggalkanmu

biar waktu yang menjelaskan semua jawabanmu

karena aku tahu,waktu tak akn pernah berbohong padaku

sepersekian detik saat tubuhku lesap dari bingkai matamu,tiba-tiba kau menangis pilu,menjerit

''el aku selalu mencintaimu,aku tak akn pernah menikah dengan siapapun kecuali dirimu''

                              dan semua hanya soal waktu yang selalu baik pada kita ; by el gandhi

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler