Skip to Content

MONOLOG PEREMPUAN BERMATA BASAH 1

Foto Za
files/user/4158/542210_148897225318498_924340237_n.jpg
542210_148897225318498_924340237_n.jpg

MONOLOG PEREMPUAN BERMATA BASAH 1

Perempuan itu
Telah merelakan hatinya hanyut
Terbawa arus lautan fikirannya
Terapung apung
Timbul tenggelam
Mengikuti irama diam
Yang entah
Pada sebuah kapal saat gelombang begitu membadai
Perempuan mengaraman hati dan raganya terpelanting ke dasar laut amarahnya
Melepaskan tubuhnya dari dermaga tempat ia pernah mengikrarkan kesetiaan hidup yang dilumatkan dusta
Tapi perjalanan kian menghempaskan
Dan hanyutlah segenap hati tanpa sisa
Jatuh bangun melangkah
Terseok luka menjejaki hidup tanpa arah
Entah takdir yang apa membawa perempuan tersangkut pada sebuah dermaga tua
Membiarkan terperangkap dalam timangan yang membuai kepedihannya.

Waktu telah menuntun seluruh angan angan semu membiarkan keluh tertampung di dermaga cinta. Ratusan malam telah menguatkan gelisah, ribuan jam menautkan rasa terbuai sudah perempuan oleh cintanya yang senja.
Jauh sebelum hujan memenuhi kelopak matanya hati telah tercabik tak terkira bukan penghianat jika perempuan berwajah kidung nestapa tak lagi berdaya membunuh kasihnya.Namun apa daya kegelisahan kian membuncah. Terlebih lagi dermaga senja membiarkan tubuhnya terkapar tak lagi bersulang rasa yang terlanjur menjelma nyawa.
Entah kisah yang mana tak hendak di buang entah kisah bagian apa yang pantas disimpan.

Semua harus di telan walau aneka rasa menjelma batu mengalir di kerongongannya. Berteriak marah atau teriakan rindu tak ada bedanya.
Kini perempuan yang terlanjur disemai benih benih kasih telah merelakan seluruhnya.Cukuplah air mata tumpah untuk rindu yang tak lagi peduli.Mungkin dermaga hati telah memutuskan tali pengikat membiarkan perempuan terlepas terapung di hatinya sendiri. Terbiar sudah nyanyian rindu terseketsa dalam lamunan panjangnya.
Begitu manis cara melepaskan hingga sisa perpisahan membekas pada kelopak mata yang selalu basah. Sempurna perempuan menepi di sudut paling sunyi dan membiarkan tenggelam pada kepedihannya sendiri.
Sebelum kematian benar benar datang perempuan itu masih saja bertahan
Melanjutkan hidup yang teramat melelahkan masih ada sisa hari untuk meneruskan perjalanan dengan cinta dan rindu yang tergelantung di hatinya yang remuk redam.

Za 07-09-2014

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler