Skip to Content

Pemaknaan; Kupu-Kupu, Angin, dan Matahari

Foto Prasetyo Aji Laksono
files/user/6640/kupu-kupu.jpg
kupu-kupu.jpg

Selalu ada hal yang menarik untuk kita pelajari. Lebih detil. Hingga kita menemukan suatu pemaknaan pada semuanya; kita menemukan bunga yang mekar mengindahkan apapun di sekitarnya, angin yang menyejukkan tanpa pilih kasih, dan kupu-kupu melengkapi kebahagiaanku hari ini bertemu denganmu.

 

Mengapa kita begitu lugu untuk menutupi semuanya?  Aku malu, dan kau sengaja melempar senyum manis lalu kembali pura-pura sibuk pada pena yang kau pegang. Detik itu aku merasa sudah lebih dari cukup hari ini menjadi manusia yang paling bahagia. Mengapa kita tidak berterus terang dan melanjutkan segalanya lebih indah dari hari ini? Bukankah kita sama-sama tahu bahwa perasaan seperti ini tidak baik didiamkan lama-lama?

 

Kamu lihat langit kelabu sore ini? Orang-orang mengira hari ini kan buruk. Semuanya terburu-buru kembali ke rumahnya. Tapi, aku merasa hari ini kan jadi lebih berwarna. Pagi ini telah diwarnai senyum indahmu, maka sore hari dengan kelabu bukanlah masalah untukku. Bahkan hitam pekat sekalipun menjadikan tambahan warna malamku.

 

Aku suka dengan suasana seperti ini. Tetesan hujan dan hembusan angin kembali menemani kita. Entah kenapa kita kemudian terjebak dalam kecanggungan. Tetiba, kata yang kusimpan sejak lama tak sadar terucap jelas di telingamu,

“Akankah kita bisa selalu seperti ini?”,

 

Sepuluh detik suasana terasa membeku. Kamu menunduk dan aku terpaku pada raut wajahmu.

 

“Mari ikut denganku bertemu ayah sekarang.”

 

Ternyata, jawaban itu yang keluar dari bibirmu

 

Lupakan hujan yang membasahi baju kita.

Lupakan angin yang dingin menggigit.

 

Sekarang sudah ada matahari yang menghangatkan semuanya. 


Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler