Skip to Content

rasa sepotong kebahagiaan

Foto yuka dewisartika

 

RASA SEPOTONG KEBAHAGIAAN  
Ayah adalah tiang atau tonggak untuk keluarga, karena ayah memberikan warna-warni kehidupan di dalam keluarga, dan selalu punya semangat baru untuk ibu dan anak-anaknya...
 
Jalan setapak di belakang rumah yang hanya dapat dilewati oleh pejalan kaki atau sepeda motor, namun kalau berpapasan harus ada yang mengalah untuk salah satunya berhenti agar tidak saling bersenggolan, menjadi saksi bisu perjuangan Ayah untuk sebuah usaha bekerjamembahagiakan keluarga – Ibu, aku dan adik.     


Terlebih saat mentari pagi belum terbangun dari peraduannya. Atau saat udara sejuk dan titik-titik air bernama embun masih menyelimuti dedaunan yang  selalu bergoyang di sapa angin semilir, namun tak pernah kau hiraukan untuk untuk sebuah  semangat hidup, bekerja dan mencarikan nafkah agar kami -- ibu, aku dan adik bisa terus merasakan indahnya dunia.
Lebih dari itu penuh sesaknya bis kota, macetnyajalan raya di Ibukota Jakarta, sampai teriknya mentari siang yang kadang menghempaskan debu di raut muka atau tubuh hingga lusuh, ketika engkau sedang menuju perkantoran besar di tengah-tengah kerasnya kehidupan Jakarta, tak pernah engkau balas dengan keluhan, namun malah dengan senyuman. Bahkan engkau yang selalu tak pernah lelah untuk mau mendengarkan segala keluh ketika Ibu, aku dan adikku mengeluhkan kehidupan.
Dari persoalan uang jajan yang kurang, kendaraan mogok hingga kebutuhan barang-barang kebutuhan hidup yang mahal, selalu engkau usahakan untuk dapat membelinya. Semua di dengarkan, bahkan dicarikan upayanya untuk dapat membeli jika itu memang diperlukan,agar keluarga dapat terus tersenyum tanpa merasakan perihnya, sulitnya mencari sepotongkebahagiaan.
 
Karena itu ayah bagiku adalah sosok lelaki hebatyang pernah aku temui. Lebih hebat dari seorangpolisi yang menjadi pengayom masyarakat. Karena ayah tidak saja mengayomi, tetapi juga melindungi dan bahkan selalu menjaga keluarga, karena berbuat sesuatunya tanpa pamrih. Ayah juga lebih hebat dari seorang dokter, karena ayah selalu memberikan obat -- senyuman indah tanpa memperlihatkan letihnya fisik usai kerja.       
 
Ayah adalah sosok lelaki tangguh...
Tangguh dalam menghidupi keluarganya, tangguh dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan tangguh dalam memberikan suasana nyaman untuk Ibudan anak-anaknya.
 
Ayah adalah sosok sahabat..
Ayah yang selalu mendengarkan keluh kesah Ibuketika anak-anaknya susah diatur, Ayah yang selalu menghibur ketika anak-anaknya letih dengan sekolah, Ayah yang selalu mendengarkan cerita kami semuanya. Padahal kami tahu Ayah sudah letih dengan pekerjaannya. Padahal kami tahu Ayah sudah pusing dengantanggungjawabnya yang menumpuk. Tapi ayah tak mau keluarga kecilnya tahu kalau sedang sedih dan lelah.
 
Ayah... 
Masih banyak yang belum bisa aku lakukan untuk membalas semua jasamu. Karena itu jika diijinkan kelak, aku ingin ayah hanya beristirahat di rumah tanpa harus bekerja hingga meneteskan ribuan tetes keringat untuk membuat kita semua bahagia. Karena aku ingin Ayah terus bisa membuat warna-warni kehidupan keluarga. Danaku juga ingin Ayah tetap mendampingi ibudengan senyuman, meski belum tahu cara apa yang harus ku lakukan.
 
Karena itu kalau pun aku anakmu yang selalu membuat repot ketika berisik minta uang jajan,uang bensin bagi kendaraan dan atau uang pulsa sampai gadget, namun ayah tak menilainya sebagai sebuah kerepotan. Atau ibu yang selalu mengeluh jika engkau selalu sibuk kerja, ibu yang selalu mengingatkan makan, sholat dan istirahat yang cukup. Namun keluarga kecilmu yang selalu menanti kehadiranmu ketika matahari sudah terbenam.
 
Karena itu Ayah, aku anakmu selalu menyebut namamu dalam setiap doaku. Aku anakmu yang selalu membanggakan engkau di depan teman-teman. Aku anakmu yang sedang berjuang agar dapat membahagiakan Ayah dan Ibu. Meski hingga saat ini aku belum bisa membuktikan semuanya, karena mungkin aku nakal, aku susah diatur, dan aku manja. Manja untuk mendapat kasih sayangmu karena aku amat takut kehilangan kasih sayangmu, takut untuk kehilangan belaianmu, dan takut untuk tak melihat lagi dirimu. Tetapi aku sedang bergerak, berjuang dan berusaha untuk sampai ke sana. Karena itu aku ucap terimakasih atas sepotong kebahagiaan yang telah ayah berikan untuk kami -- aku, ibudan adik.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler