Skip to Content

Sahabatku `Burjo`

Foto ARZapata

Sahabatku `Burjo`

Pertandingan Bola Basket kali ini seru sekali, perolehan angka saling berkejaran, terdengar hingar bingar suporter dari kedua tim, yang saling memberi dukungan, bahkan karena emosi yang tidak terbendung, jeritan-jeritan, celoteh-celoteh ejekan, terlontar begitu saja, tanpa sadar bahwa resiko tawuran mengintip.

Yeah, begitulah suasana pertandingan sore ini di sebuah Sekolah Menengah Atas, dimana Ajeng menuntut ilmu. Selepas pertandingan, teman-teman Ajeng berhamburan keluar Gedung Olahraga, masing-masing bersama kelompoknya.

Kelompok Ajeng berbeda dengan kelompok Luna, kelompok Ajeng terlihat lebih proletar dibanding kelompok Luna.

Seperti halnya, pemandangan sinetron, kelompok Luna segera berhamburan menghampiri mobil mewah, dan segera meluncur ke tempat-tempat cafe elit langganan mereka, mereka sudah terbiasa merayakan kesuksesan di tempat-tempat seperti ini, bagi mereka sajian-sajian fastfood ala westtern adalah hal lumrah.

Tidak demikian dengan kelompok Ajeng, mereka merayakan kemenangan timnya, bukan di tempat-tempat cafe, maklum mereka bukanlah adalah anak kaum berada.

Kelompok Ajeng lebih memilih warung `Burjo`, di trotoar jalan. Bagi mereka, `Burjo` sudah lebih dari cukup tingkat gizinya dibanding pizza atau ayam goreng Mc Dee.... Sebagai alasan penghibur lain, bagi mereka masakan fastfood, tidak lebih segar, bahan-bahan fastfood banyak mengandung pengawet, atau bahan kimia lain, dan tentunya akan merusak pencernaan, dan pada gilirannya akan mengganggu kesehatan.

`Mang, aku burjo aja, tidak pakai ketan item...`, pinta Ajeng familiar.

`Aku komplit mang...`, Yasmin tidak mau kalah.

`Lha aku, gimana?`, Nila kebingungan....

`Terserah..., apa tidak mau makan?, perasaan kamu semangkuk pasti kurang deh...', Ajeng sambil terkekeh mengejek Nila.

Nila yang bertubuh gendut merasa tersudut,` Kalian jangan mengejek aku kayak gitu..., iya deh aku dua mangkuk mang...`

Yasmin yang sedari awal hanya diam menahan tawa, tiba-tiba mengeluarkan suara tawa yang keras, dan secara spontan ketiga anak  menertawakan diri mereka, betapa bahagianya ....

Di keremangan kafe `4ever`, Luna memimpin delegasi,`Kalian mau makan apa?`

Ferina menjawab,`aku ikut kamu aja....`

`Aku bistik aja deh...`, Nola mencoba lain.

`Aku boleh nambah tidak?`, Debby menyela...

`Gimana mau nambah..., pesan yang pertama saja belum? ...Kamu mau apa?`, Luna tersenyum, mengingat Debby belum memesan tetapi sudah minta tambah.

`Aku langsung pesan dua boleh?`

`tiga atau empat juga boleh, asal dimakan disini`, celetuk Nola.

Ke empat sahabat ini tertawa berderai, mendengar celetukan Nola.

Luna dengan sigap mencatat pesanan di lembar pesanan....,`Mbak, ini pesananku, jangan lama-lama ya mbak?!`, aksen Luna setengah memerintah.

Seorang pelayan segera menghampiri meja kelompok Luna, kemudian menerima lembar pesanan,`Kami bacakan pesanan ya mbak?!...satu porsi bistik sapi, 2 pizza, 2 ayam goreng...bla...bla..bla`

(bersambung)

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler