cemooh berdatangan, hinaan selalu menerpa, cacian berdengung setiap harinya. ada apakah dengan aku? dan ada apakah dengan orang-orang?. salahkah aku bila tak normal? atau salahkah mereka yang tak merasakan keabnormalan dalam masalah perasaan cinta?
siapa yang ingin berbeda? siapa yang ingin menjadi pembeda, dan siapa yang ingin menjadi penyebab perbedaan? aku… apakah aku…? aku tak ingin berbeda, aku ingin normal layaknya orang-orang pada umumnya. apakah mereka ada sedikit pemikiran saja bahwa sebenarnya kita ini sama. sama manusia, sama punya hati, sama punya perasaan, sama memiliki cinta, sama suka bercinta. hanya saja yang jadi pembeda hanya aku bercinta dengan jenis kelamin sama, dan mereka bercinta dengan jenis kelamin berbeda. tapi perlu di catat aku masih bercinta dengan sejenis, yaitu jenis manusia. dan kalian pun pasti sama bercinta dengan sesama jenis manusia. benarkan? atau jangan-jangan kalian bercinta dengan jenis yang berbeda? aku harap tidak. karna betapa beratnya kau jika bercinta dengan berbeda jenis, aku saja selalu sakit dan menderita memiliki perasaan cinta pada sejenis tapi beda kelamin. apalagi kalo berbeda jenis semisal kau memiliki perasaan pada ayam atau kambing, pasti kau lebih jauh menderita dari diriku.
aku tak ingin menentang lingkungan, aku tak mau menentang masyarakat, aku tak mau melawan keluarga, aku tak mau mencoreng agama, aku tak mau berdebat dengan Tuhan. tapi apa mau dikata perasaan ini juga datangnya dari lingkungan, datangnya dari keluarga, dan cinta yang suci inipun datangnya dari Tuhan. jangan salah artian yang kumaksud cintanya bukan proses dalam bercintanya. tapi itu memang datangnya dari Tuhan.
aku beribu usaha untuk berubah, namun tak bisa. aku berjuta kali meminta maaf, namun sepertinya orang-orang tak mengampuni sikap aku ini. jika kau jadi aku, kau berbuat apa?
kalian pikir aku bahagia dengan hidup seperti ini, dengan cinta yang kudapatkan dari wanita, dengan kebebasan perasaan yang kita jalani. menurutku kalian salah. aku malah selalu menangis, menangisi aku seperti ini, menangisi aku tak bisa mencinta dengan berbeda kelamin.
lesbi itu berdosa, namun bunuh diri jauh lebih berdosa. aku urungkan bunuh diri dan aku lebih memilih jalanku ini, jalanku yang sulit ini. walau terkadang keinginan untuk bunuh diri selalu saja menghantui. bunuh diri untuk mengakhiri lesbi mungkin tidak untukku.
salahkah bila aku lesbi? salahkah bila aku mencintai wanita?
Kisah asmara tak mengenal perbedaan kelamin, cinta tak memandang kelamin pula… karena itu cinta dianggap buta.
Komentar
Tulis komentar baru