Skip to Content

Sebuah Refleksi ( 2 ) : Dari Takdir Hingga Menuju Apatis

Foto Fahmi N Mustaqim

Dari aku manusia yang mempunyai takdir, dan kini mencoba untuk berbicara tentang takdir. Ketentuan yang sudah mutlak dan akan terjadi. Tak bisa dilawan dan dibantah dengan kekuatan super apapun. Namun kita tak mampu untuk menebak takdir apa yang akan menimpa kita di kemudian hari, di bulan yang akan datang, di minggu yang akan datang bahkan sampai didetik yang akan datang. Semua menjadi rahasia. Dan tuhanlah satu-satunya pemilik takdir yang mengetahui.

Kenapa aku mengulas pembahasaan tulisan ini dengan masalah takdir, entahlah aku sendiri tak tahu. Mungkin karena keadaan ku yang terus gelisah dengan situasi yang terjadi. Dengan hati yang semakin sepi dan hipokrit dalam suasana yang ada. Dari kegalauan ini , dari kesepian hati yang terus larut yang hingga membuahkan sebuah perenungan tentang irama kehidupan yang mutlak akan terjadi pada makhluk Tuhan. 

Manusia memiliki takdir yang berbeda-beda, walau ada takdir satu orang manusia yang mirip dengan manusia lainnya bahkan sama.  Secara  esensi sama namun secara substansi itu berbeda, jelas sangat berbeda, takdir dari jiwa yang berbeda, dari bentuk fisik yang berbeda, dari sejarah hidup yang berbeda dan dari proses datangnya takdir yang berbeda pula. Datangnya cinta itu takdir, banyak manusia yang jatuh cinta bahkan hampir semua manusia pasti mengalami jatuh cinta. Namun datangnya cinta pada tiap-tiap manusia itu pasti berbeda dari prosesnya hingga mekarnya, dan mungkin berbeda pula ekspresi dan warna rasa di ujung hati masing-masing manusia yang merasakannya.

Takdir menurut ku sesuatu yang berdiri sendiri, sesuatu yang merdeka atau bersifat substantive. Datang secara terkonsep, tersusun,terorganisasi, misterius, sebuah kehebatan yang maha dahsyat yang dicipta Tuhan.  Aku menyadari bahwa Tuhan menciptakan segala susuatu secara rapi dan tersusun, dan menurutku bahwa setiap takdir makhluk yang satu dengan makhluk yang lainnya itu berkesinambungan dan terkoordinasi dengan baik.  Takdir pula bersifat mempengaruhi.  takdir si A berpengaruh terhadap takdir  si B, sebagai contohnya kasus sepasang kekasih atau bisa diambil samplenya tentang akhir hidup romeo dan Juliet. Dimana romeo mengakhiri hidupnya dikarenakan menyaksikan kekasihnya Juliet mati dihadapannya. Dalam contoh tersebut bisa diartikan bahwa takdir romeo untuk mati dipengaruhi oleh takdir Juliet yang mati mendahuluinya.  Contoh lainnya seorang ayah yang terkena serangan jantung karena melihat anaknya yang tersandung masalah narkoba. Dari contoh ini saya yakin kamu bisa mengartikannya.

Secara umum itulah gambaran perenungan pribadiku tentang takdir, masih dipertanyakan tentang kebenarannya karena ini bersumber dari nalar subjektifku. Lalu dari semua pembahasan yang telah terpapar, apakah ada hubungannya antara takdirku dengan takdirmu//////////. Kenapa takdirku harus mencintaimu///, Tuhan pasti mempunyai rencana yang tak kuketahui tentang semua ini, namun takdirku untuk mencintaimu mungkin tak berpengaruh pada dirimu.

Pada akhirnya aku menjadi seorang apatis tentang hal ini, menjadi seorang yang acuh pada keadaan sekitar. Mungkin semuanya akan berubah kembali pada waktu yang sudah ditentukan.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler