Skip to Content

Sebuah Tanda Cinta Yang Tergeletak di lantai

Foto YUZZ

“Apa! Karin sekarang sudah resmi berstatus janda? “

Triady seakan tak percaya mendengar sebuah kabar yang dilontarkan dari teman sekolahnya dulu ketika mereka bertemu di sebuah mal.Kabar ini benar-benar mengejutkan dirinya yang sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa Karina perempuan pujaan hatinya itu bakal bisa berpisah dengan suaminya.Triady sama sekali tidak pernah berharap rumah tangga Karina akan bubar,namun dirinya tidak menampik betapa gembiranya mendengar perceraian Karina dan suaminya.Tambahan informasi yang ia dapatkan bahwa Karina adalah janda tanpa anak semakin membuat kabar buruk ini menjadi kabar bagus di mata pria sukses yang masih betah menjomblo ini.

Karina dan Triady sejatinya adalah dua sahabat dekat.Mereka berdua sejak kecil selalu bersekolah di tempat yang sama,karenanya mereka berdua sudah paham betul akan sifat dan karakter maing-masing.Perubahan sikap terjadi ketika menginjak bangku SMU,Triady yang mulai tumbuh menjadi remaja mulai mengagumi manisnya wajah sahabatnya ini.Dari kagum akhirnya tumbuh menjadi butir-butir cinta yang membuat remaja Triady terbuai oleh indahnya pesona Karina.

Sampai Triady lulus SMU,perasaan cintanya pada Karina hanya disimpan dalam lubuk hatinya saja.Status sosial yang tinggi pada diri Karina menyebabkan Triady tak memiliki kepercayaan diri untuk mengungkapkan perasaannya.Meski cerdas dan selalu berprestasi di bidang pelajaran,Triady hanyalah anak seorang supir Bus Antar Kota Antar Profinsi yang ekonominya tak pernah melebihi kata pas-pasan.

Asa yang begitu tinggi menerpa Triady,beasiswa untuk kuliah di Monash University yang berhasil ia peroleh melalui persaingan ketat menjadi modal baginya untuk mendapatkan masa depan yang jauh lebih baik.Sampai menjelang wisuda kelulusannya,Triady masih berkhayal kelak setibanya di tanah air, dirinya bertekad akan mengungkapkan perasaan hatinya pada Karina.Bermodal gelar akademik dari salah satu universitas ternama dunia membuat kepercayaan diri Triady melambung tinggi.Triady yakin Karina bersedia menerima cintanya mengingat komunikasi intens yang mereka lakukan selama ini,menunjukan Karina tak pernah sekalipun memuji-muji sosok seorang pria sebanyak dirinya.Ya,Karina yang masih menjomblo,sejak dulu selalu saja menjadi orang pertama yang mengapresiasi prestasi akademik Triady.Ini pula yang membuat Triady menjadi gede rumasa sekali.

Harapan tinggal harapan.Baru satu hari Triady menginjakan kaki di tanah air setelah menyelesaikan kuliahnya,sebuah surat dari Karina dimana isinya meminta Triady untuk hadir dalam pernikahan Karina dengan calon suaminya.Tak pelak isi surat itu benar-benar membenamkan asa kebahagiaan Triady yang melambung tinggi sebelumnya sekaligus menghancurkan hatinya.

***

“Kemana saja kamu selama ini? tak datang di hari pernikahanku dulu,tak mau mengontakku lagi,dan tak mau memberi tahu dimana dirimu berada.Kamu sepertinya sudah melupakanku lagi,mentang-mentang sudah menjadi orang sukses,” Karina berkata pada Triady dengan penuh kekecewaan.

Triady merasa memang ia bersalah,meski itu terpaksa dilakukannya karena ia ingin secepatnya bisa melupakan Karina .Harapan yang hilang itu kini kembali muncul.Wanita pujaan hatinya ternyata benar telah bercerai dengan suaminya.Karina memang resmi menjadi seorang Janda.Triady tak peduli apakah Karina seorang janda tanpa anak atau dengan segudang anak.Baginya yang penting Karina sekarang adalah wanita berstatus bebas tanpa ikatan.

Sore itu Triady yang begitu optimis akan mendapatkan cinta Karina melangkah keluar rumah barunya yang asri menuju kendaraan SUV hitam miliknya.Penuh percaya diri ia keluar dari kendaraannya begitu sampai di halaman rumah Karina.Tombol bel rumah Karina sengaja ia tekan.Tak berapa lama seorang wanita paruh baya muncul dari pintu depan rumah mewah itu dan menyambutnya dengan hangat dan ramah.

“Triady,lama sekali kamu tidak kemari,bagaimana kabarmu? ” Kata wanita itu yang rupanya ibu dari Karina.

“Saya baik-baik saja,Tante.Apa Karin ada disini ? ”

“Tentu saja ada,kebetulan kami sedang makan sore bersama,ayo kamu sekalian bareng makan bersama Karin ! ”

Triady masuk ke dalam rumah diantar Ibu Karina langsung menuju ke ruang makan.Tampak Karina sedang bersantap siang bersama ayahnya.

“Oh,Triady,lama kamu tidak kemari,ayo sekalian kita makan bersama-sama! ” Kata Ayah Karina yang sama baiknya dengan istrinya, mengajak Triady untuk makan bersama di meja makan.

“Om dengar kamu sudah bergelar Ph.d,dan kini menjadi Wakil Direktur Teknik di sebuah perusahaan asing, wah,hebat ya,” Kata Ayah Karina memuji.

“Kata Karin prestasi akademiknya Cum Laude,” Ujar Ibu Karina menimpali pujian suaminya pada Triady.

“Meraih prestasi akademik Cum Laude didalam negeri saja bukan hal yang mudah,apalagi ini di luar negeri,dua jempol untukmu ! ” Kembali Ayah Karina memuji Triady.

Triady tentu saja senang bukan kepalang disanjung oleh orang tua Karina.Hidungnya entah terbang kemana mendapat sanjungan yang bertubi-tubi dari kedua orang tua kekasihnya itu.Rasanya semakin mulus saja rencana besar Triad sore ini.Ada Karina disisinya yang begitu akrabnya menemani dirinya makan sore,ada Ayah dan Ibu Karina yang tak henti-hentinya melontarkan pujian,dan suasana yang santai penuh keakraban di meja makan sore ini.

“Inilah saatnya aku mulai beraksi !”Kata Triady dalam hati setelah acara makan sorenya selesai.

Triady kini hanya berdua saja di ruang tengah bersama Karina.Ditatapnya wajah wanita pujaannya itu,benar-benar wajah yang terlampau sayang untuk sekedar dihapus dalam ingatannya.

“Kenapa sih menatapku seperti itu,belum pernah lihat muka cantik,Ya! ” Canda Karina .

Triady hanya tersenyum,tangannya meraih kotak mungil di dalam sakunya.Triady sudah memantapkan hatinya untuk segera menyampaikan isi hatinya sekaligus melamar Karina saat ini juga.Kotak mungil berisi cincin berlian yang sudah ia persiapkan jauh-jauh hari sebagai tanda cinta diperlihatkannya pada Karina.

“Apa itu ? ” Karina bertanya karena merasa agak janggal dengan apa yang dilakukan Triady ini.Belum juga Triady menjawab pertanyaan  Karina,tiba-tiba saja terdengar bel rumah berbunyi.

Karina segera beranjak dari tempat duduknya menuju ke pintu depan.Triady agak kesal juga dengan bunyi bel itu yang mengganggu rencana besarnya .Triady menghela nafasnya panjang-panjang,ia berusaha untuk menyabarkan dirinya sendiri.

Sepasang suami-istri paruh baya tampak di pintu depan rumah Karina.Karina tampak mengenal baik kedua tamunya,begitu bertemu langsung diciumnya  jemari tangan kanan suami-istri itu.Terlihat sekali Karina begitu hormat pada mereka.Tak lama kemudian datanglah kedua orang tua Karina,mereka saling berpelukan penuh keakraban.Selanjutnya mereka semua terlibat dalam suatu pembicaraan di ruang tamu.

Cukup lama juga Karina turut dalam perbincangan di ruang tamu.Triady yang sendirian saja di ruang tengah mulai merasa resah juga,sejumlah pertanyaan muncul dibenaknya,mengapa Karina sampai membiarkan dirinya sindirian di ruang tengah? Sepenting apakah pembicaraan antar orang tua itu sampai Karina duduk manis disana? dan mengapa Karina begitu menghormati suami-istri itu?

Akhirnya Karina kembali ke ruang tengah menemui Triady yang seperti cacing kepanasan karena terlalu lama menunggu.Tangan Triady masih menggenggam kotak mungil yang rencananya akan diberikan sebagai tanda cinta pada Karina.

“Aduh.....maaf ya,terpaksa saya tinggal dulu,” Kata Karina santai saja.

“Siap mereka itu? “

“Mereka adalah bekas mertuaku dulu,”

“Maaf ,bukankah kamu telah bercerai dengan suamimu,jadi boleh dibilang kamu sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan mereka.Tetapi aku lihat kamu dan orang tuamu begitu akrab sekali dengan mereka seperti masih ada hubungan keluarga saja,”

“Kami tadi berbincang mengenai penyatuan kembali tali ikatan keluarga antara keluargaku dengan keluarga suamiku dulu,yang sudah putus setahun yang lalu,”

“Maksudmu......?” Tanya Triad yang langsung gelisah dengan pernyataan Karina tadi.

“ Mereka dan juga kedua orang tuaku mendesak agar aku kembali rujuk dengan suamiku dulu. Dan aku setuju saja,” Kata Karina dengan enteng.

Triady langsung lemas setelah mendengar penjelasan Karina.Wajahnya mendadak pucat,dia sangat shock sekali.Kata-kata Karina yang diucapkan dengan enteng tadi ternyata dirasakan Triady bak sembilu yang mengiris hatinya.Hatinya kembali retak.

Sekonyong-konyong pria yang baru saja kembali mendapatkan serangan patah hati akut ini berdiri,dan langsung melangkah ke pintu depan rumah dengan cepatnya setengah berlari.Kotak mungil yang digenggamnya itu terlepas dan  jatuh ke bawah,tapi ia sama sekali tak memperdulikannya.Kotak berisi tanda cinta itu dibiarkan tergeletak di atas lantai, dan ditinggalkannya begitu saja.

“Triady ! kenapa kamu ini,mengapa kamu pergi begitu saja ?” Tanya Karina yang bingung melihat sahabatnya itu pergi begitu saja meninggalkan dirinya .

“Triady ! Tolong jelaskan padaku,kenapa kamu ini !” Kembali Karina bertanya sambil mengejar Triady ke luar.

Karina hanya berdiri saja di teras rumahnya begitu dilihatnya Triady sudah berada di dalam mobilnya.Hanya dalam sekejap SUV hitam yang dikemudikan Triady sudah berlalu dari pandangan matanya.Karina kembali masuk ke dalam rumahnya dengan sejumlah kebingungan besar akan sahabatnya itu, sepertinya Triady  sangat kecewa dan marah padanya.Dia sama sekali tidak mengerti, kesalahan apa yang dilakukannya tadi sehingga Triady berubah menjadi seperti itu.

Langkah Karina terhenti ketika menemukan sebuah kotak mungil yang tergeletak di atas lantai ruang tengah.

“Ini kan ,kotak milik Triady yang tadi dia tunjukan padaku,” Gumannya sambil memungutnya.

Dibukanya kotak itu.Karina tertegun melihat sebuah cincin berlian dengan kilauannya yang begitu indah.Sejenak ia terdiam,seperti sedang memikirkan apa hubungannya antara cincin ini,dirinya,dan Triad.Kemudian terdengar Karina berkata lirih:

“ AduhTriady...mengapa tidak sejak dulu,”

 

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler