Skip to Content

Segelas Teh Panas

Foto Yudho

Pagi yg cerah.. pagi yang indah, setelah berolah raga kecil di halaman  rumahnya, tergopoh seorang lelaki paruh baya menuju teras kecilnya yang sederhana, 

menghampiri sebuah meja kecil seperti mencari sesuatu..

"teh ku mana ya bu ?" tanyanya pada sang istri yang sedang merapikan ruang tamu bagian dalam.

"belum pak, sebentar.. ini lagi bersihkan ruang depan dulu"

"oh ya sudah bu, nanti saja, aku motoran ke alun alun dulu ya"

"ya nanti dulu saja pak, minum tehnya saja belum,.... saya bikinin dulu ya"

"ga usah ga apa bu, ditunggu pak rw disana, takut terlambat"

"ooh gitu, ya sudah.. hati hati ya pak"

 

Tak lama melangkah lah sang suami menuju motornya dan berangkatlah ia menuju ke alun alun yang jaraknya sekitar satu kilometer dari rumahnya.

Sambil membersihkan teras depan sang istri masih sempat melihat suaminya, sebelum akhirnya motornya belok di pertigaan ujung gang. Dalam hati sang istri membatin, kasihan juga suamiku, berharap ada segelas minuman diatas setelah berolah raga, ternyata malah belum ada, padahal suaminya telah minta dibuatkan sebelum dia mulai berolah raga, dan sekarang harus menuju alun alun, gumam sang istri dalam hati merasa menyesal dan bersalah.

Dengan masih dengan perasaan galau sang istri melangkah ke dapur untuk memasak air, sesaat dia berpikir kenapa tadi dia tak langsung membuat minuman ketika dimintakan tolong oleh suaminya.. dan pikiran itu terus berulang ulang ada di kepalanya.

 

Akhirnya sang istri ditengah kegalauannya itu mulai menyiapkan cemilan dan makanan pagi lainnya sebelum sang suami kembali, tak lupa juga segelas teh manis, karena acara ke alun alun itu adalah rutin, dan biasanya tidak lama, hanya pertemuan kecil warga yang sedang berolahraga dan berkumpul disitu sebelum akhirnya kembali ke rumah masing masing.

Maka tak lama, terhidanglah diatas meja di teras tadi, beberapa piring cemilan, dan makanan pagi atau kue lainnya untuk menemani segelas besar teh panas untuk sang suami.. 

akhirnya bisa tersenyumlah kini sang istri, dengan santai ia duduk beristirahat di bangku samping meja itu sambil membaca sebuah majalah... menunggu suaminya pulang.

 

Sesaat setelah berangkat menuju alun alun, diatas motor sang suami sempat bergumam, kenapa tadi aku tak minum dulu ya.. memang teh nya belum ada tapi air putih kan tetap harus... sambil menyeringai kecil ia berbelok lagi menuju arah alun alun, tak jauh telah tampak suasana ramai menuju tempat itu, karena hari itu adalah hari libur banyak warga yang berolah raga atau sekedar jalan jalan di alun alun tersebut.

Tiba di perempatan terakhir sebelum alun alun, sang suami merasa sangat haus, dalam hati dia berfikir, kalau dia langsung lurus maka dia akan masuk area alun alun dan pasti tidak akan ketemu warung atau pedagang untuk beli minuman.. jadi kalau ia mau beli minuman harus belok kanan atau kiri dulu sedikit, masih ada beberapa warung disitu.

Tanpa pikir panjang, dibelokkan motornya kearah kanan dari perempatan tadi menuju sebuah warung di seberang sana.

Namun tanpa diduga dan disadari ternyata pada saat yang bersamaan dari arah kanan melaju pula sebuah minibus dengan kecepatan tinggi... tak lama kemudian terdengar bunyi benturan keras di sekitar situ.. dan tak lama pula suasana menjadi ramai, bebrapa orang terlihat panik, sebagian lainnya bahkan ada yang berlarian tak jelas pula.

Seketika pagi yang cerah ceria itu berubah menjadi pagi cerah namun  hiruk pikuk tak menentu.

 

Seorang dengan pakaian olahraga, memberanikan diri menghampiri satu sosok yang tergolek bersimbah darah dan tak bergerak, membujur kaku di pinggiran parit sisi jalan, sosok sang suami, sebagian masyarakat lainnya mendatangi sebuah motor yang terpental jauh hingga masuk ke parit kecil di sisi jalan dengan kondisi nyaris hancur, dan sebagian warga lainnya mendatangi mobil minibus yang terhenti di tengah jalan dengan kondisi bagian depan yang rusak parah.

 

Namun belum ada warga yang menghampiri rumah dengan meja kecil di terasnya itu, 

dan sang istri pun masih asyik menunggu sang suami pulang sambil membaca majalah ditemani cemilan dan makanan pagi lainnya, 

juga tak lupa...

segelas besar teh panas untuk suami tercinta.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler