Skip to Content

Senandung cerita tentang ibuku

Foto Ade Zetri Rahman

Senandung cerita tentang ibuku



Masih ingatkah kau dongeng tentang Malin Kundang,sang anak durhaka itu??Tentu kau masih ingat bukan,tak mungkin kau tak tahu karena cerita  itu rutin dijadikan dongeng penghantar tidur oleh ibumu.Hey,tapi kau jangan berpikir itu aku.Aku hanya bertanya saja,karena saat kau mengingat malin si durhaka itu memaki ibunya yang renta maka akan kau bisa gambarkan siapa ibu ku.Ya kau benar,ibuku adalah seorang wanita tua yang rambutnya belum memutih semua tapi dia tak serenta ibu Malin sombong itu,ibu ku sedikit bungkuk karena ibuku hampir tak pernah berhenti membawa kehidupan si padi muda ke tanah sawah yang bancah untuk kehidupan kami,kulit ibuku juga hitam legam karena sinar matahari terlalu banyak memberikan pancarannya,mata ibuku nanar karena ada beberapa lemak nakal bersarang disana hasil dari selama ini ibuku tak pernah melemparkan pandangannya pada mall nan megah yang dilihat ibu hanya warna hijau padi muda dan kuning padi tua,lalu lihatlah kuku ibuku ada hitam yang tersembul di ujungnya,tapi itu bukan hitam yang menempel sesaat dan akan menghilang beberapa saat setelah kau gosok dengan jeruk nipis,tapi itu hitam yang bertahan karena getah getah pisang dan lumpur sawah yang melekat.Kemudian kau rasakan telapak tangan ibuku,apa yang kau rasa?Kasar?Benar,telapak tangan ibuku kasar karena pupuk dengan zat kimianya itu selalu jadi teman ibuku setelah padi muda itu di tanam dan sebelum padi kuning itu memamerkan bulir bulir rupiahnya pad ibuku.Nafas ibuku juga sengau karena seruling bambu akan menjadi tiupan nan berdendang pada arang dan tungku nasi saat perut suami dan anaknya tengah beradu pada cacing cacing yang meronta.Lalu kau lihat juga telapak kaki ibuku?Pecah pecah?Tentu,telapak kaki ibuku seperti itu bukan karena jamur jahat yang besemayam disana atau  pun juga keseringan memakai sepatu kulit yang tertutup.Kulit adalah barang mahal bagi ibuku,sangat mahal jadi tak mungkin ibuku punya,sandal jepit baru saja itu pun baru dibeli kemarin oleh ibuku sisa dari upah bertanam ketela Pak Haji,mandor ibu.Tapi telapak kaki ibuku pecah pecah karena berkubang dengan lumpur sawah yang selalu basah.Okh aku lupa kawan,kau belum aku suruh melihat kening ibu bukan?Lihatlah sekarang,apa warna dan bentuk yang kau dapat kawan?Titik hitamkah?Ya benar,aku pun juga temukan.Itu adalah torehan warna dari sujud yang tak pernah letih dilakukan ibuku sebagai makmum ayahku pada sajadah nan di gelar ibu tengah sawah kering atau di tepi pematang sebagai sembah syukur kepada Sang Pencipta dan Sang Pemberi Rezeki. Sekarang kau sudah tahu kawan,itu lah ibuku.Wanita perkasa nan luar biasa.Apa sekarang kau sedang menerka nerka bagaimana wajah ibuku kawan??Tentu kau bisa menerka bukan,tapi jika kau ingin lukiskan wajah ibuku.Ku mohon.Buatlah sosok wanita dengan sayap dewa,dengan senyum sumbringah,kuku bersih,badan tegap dan kulitnya halus mulus.Kenapa kau mengernyitkan keningmu?Karena kau ku suruh menggambar sosok yang jauh berbedakah dari ceritaku?Ya,ku jawab sekali lagi,iya.Ibuku adalah sosok manusia setengah dewa,yang tak ada cela.Sempurna,gambaran ibu bagiku.Dengan tangan yang kasar,kulit hitam legam serta kuku yang menghitam ia membelaiku,memelukku serta menanakkan nasi untuk bekal sekolahku dulu.Dengan telapak kasarnya juga ia menapakan kaki menghibur anak dan menghormati suami.Lalu dengan tubuhnya yang tak lagi tegap ia merendahkan diri sebagai makhluk Sang Illahi dan sebagai pedamping bagi ayahku.Senyum ibu akan ku bawa dan akan kusimpan sebagai suatu materi teindah untuk obat penenang hati di rantau orang hingga toga terpasang di kepalaku dan aku pulang membawa nilai terbaik untuk Sang Terbaik dari Ibu Yang Paling Terbaik. Dan untuk engkau ibuku yang sedang mencari rezeki terbaik  di tanah kelahiranku di sudut desa petani di sana,dengarlah hembusan angin senja ini.Rasakanlah bu,bersama jingga yang kau lihat dari jendela rumah tua kita akan ku lukis senyum bangga dan cinta untuk dirimu yang telah buatku menjadi berharga.Lalu lihatlah bu,sinar temaram dari mega yang keemasan.Itu aku,itu aku bu,ya itu aku bu.Aku yang tengah bertahan dalam ejekan dan sindiran serta tuntutan pengetahuan di rantau orang bu untuk membawakan kau senyum terhangat dengan ijazah kelulusan yang ibarat kau itu adalah bongkahan emas keberhasilan kau bu.Aku akan bertahan dengan keindahan dari bayang dan sosok hangat dari mu ibu.Dengarlah desahan hujan kali ini bu,dia akan melagukan nyanyiannya untukmu,ku harap sinar nanar matamu terganti dengan suka selayaknya diriku menyukainya bu. Hari ini, Aku disini
Berjuang untuk bertahan
Padamkan luka dan beban yang ada
Yang telah membakar seluruh jiwa

Ku coba resapi, Ku coba selami
Segalan yang telah terjadi
Kuambil hikmah-Nya
Rasakan nikmat-Nya
Dan kucoba untuk hadapi

I will survive, I will revive
I won't surrounder, And stay alive
Kau berikan kekuatan
Untuk lewati semua ini

Hari ini, Kan ku pastikan
Aku masih ada disini
Mencoba lepaskan
Coba bebaskan

Segala rasa perih dihati
Coba resapi, Coba hayati
Segala yang telah terjadi
Ku ambil hikmah-Nya
Rasakan nikmat-Nya
Dan kucoba untuk hadapi

I will survive I will revive
I won't surrender, And stay alive
Kau berikan kekuatan
Untuk lewati semua ini uuu....

Engkau selalu ada
Saat jiwaku rapuh
Di kala ku jatuh
And I want You to know
There's always fine to alive
I won't give up, I won't giving
I stay alive for you
For You... For You...

I will survive, I will revive
I wont't surrender, And stay alive
I will survive, I will revive
Getting Strongger, stay alive
Kau berikan aku kekuatan
Untuk lewati semua ini

I will survive, I will revive
Getting Bigger, Bigger than live
Kau yang Esa, yang Perkasa
Give me wisdom, to survive

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler