Skip to Content

Senja, Mawar Merah, dan Patah Hati

Foto yasashin'yuu

 

            Kisah kita sungguh penuh peluh perjuangan sayang, dari awal kita pertama kali bertemu, mencoba berteman, terjerat asmara yang penuh lika-liku antara perasaan kita dan dia sang penghambat kisah cinta kita hingga akhirnya takdir menyatukan kita bersama untuk berbagi kisah kehidupan, namun ini bukan kisah tentang perjuangan awal hingga akhir cinta kita, ini kisah tentang kamu yang mulai mulai bersikap kasar dan tidak wajar, membuatku gundah dan gelisah, disaat hidupku disibukan dengan penentuan masa depanku, saat itu aku menanggung banyak harapan sayang kaupun tahu, namun kenapa kau ikut menarikku dengan sikapmu yang tak wajar itu, rasanya tubuhku bagai ditarik dari dua sisi yang berlawanan dan terasa ingin robek menjadi dua, bukankah selama ini kau bilang tidak ada masalah dalam hubungan kita lantas mengapa waktu itu kau bertindak tidak adil padaku

Dering panggilan masuk berbunyi

Aku : halo sayang ada apa tumben malem-malem nelpon? (kujawab dengan hati bahagia)

Evan : san aku mau ngomong serius sama kamu, dengerin aku baik-baik (ucapnya datar)

Aku : van kamu baik-baik aja kan? (kutaruh alat tulis ku lalu kudengarkan dia baik-baik)

Evan : (menghela nafas) san kurasa hubungan kita tidak dapat dilajutkan lagi, akan ada

banyak hati yang terluka jika kita lanjutkan hubungan ini, aku tak mau menyakiti     siapa-siapa lagi.

Tak mau menyakiti siapa-siapa lagi katanya, lantas aku ini apa?, taksadarkah dia jika dia seperti ini sangat menyakitiku, apa perasaan ku tak berarti apa-apa baginya?

Aku  : van memangnya siapa yang merasa kamu sakiti, boleh kukatakan sesuatu

(aku masih berusaha sabar, dan dia hanya diam), kau tahu setelah aku memutuskan bersamamu akupun menyakiti mereka yang berharap padaku namun aku memiliki pilihanku sendiri dan aku sudah menjelaskan dengan baik pada mereka, dan jika penjelasanku tak diterima oleh mereka pun aku tidak merasa bersalah toh dari awal aku tidak pernah memberi harapan pada mereka, dan yah ini hidupku aku yang menentukan dengan siapa aku ingin berbagi cinta.

Evan : san hargailah keputusanku ini yang terbaik untuk kita semua (ucapan tak berdasar)

Aku : semua?, Aku tidak merasa begitu, evan jika aku ada salah sama kamu katakanlah

Aku kan sudah bilang tidak ada rahasia diantara kita, saling mengkritik dan koreksi jika ada salah satu diantara kita merasa hal tersebut salah, sekarang aku tanya apa semua ini terjadi karna kesalahanku?

Evan : iya aku sudah lelah deganmu yang egois dan semaunya sendiri, aku tau tanpa aku pun

            Kamu akan baik-baik saja karna aku tak pernah berarti bagimu (dengan nada tinggi)

Aku : jadi itu masalahnya, maafkan aku yang semaunya sendiri dan banyak bicara, sungguh

            Aku tak berniat menyakitimu, aku sangat mencitaimu dan menghargaimu maaf jika

Akhir-akhir ini aku tidak banyak waktu bersamamu bahkan kadang sering telat balas chat dari kamu, sungguh bukannya aku tak membutuhkanmu hanya saja kau tau sendiri aku sedang sibuk menyiapkan persiapan ujian masuk perguruan tinggi, akupun ingin sekali bertemu denganmu tapi kau tahu sendiri keadaanya, kau sedang berlibur di jakarta dan aku, ketika kau pulang aku akan pergi ke bogor untuk mengikuti tes masuk perguruan tinggi, waktu berpisah kita memang sangat lama mungkin ini ujian cinta kita, tapi perlu kamu tau aku tak pernah sekalipun melupakan kamu sesibuk apapun aku, tapi aku tidak bisa selalu on time selalu ada untukmu jadi tolong mengertilah.

Ucapanku tadi mejadi akhiran dari obrolan malam panjangku dengan evan dia tidak menjawab hanya mematikan secara sepihak, aku pun tidak marah karna mungkin ini semua terjadi karna kesalahan ku, tapi setidaknya malam itu bukan menjadi malam terakhir hubunganku dengan evan, kita masih sering chat walau evan menanggapinya dengan sangat acuh, mungkin dia masih marah tak apa dia mungkin perlu waktu

 Akupun berangkat ke bogor untuk mengikuti ujian masuk, sebenarnya masih 10 hari lagi ujian masuk dilaksnakan tapi registrasi nya dilakukan seminggu sebelum ujian karna tidak mau terlambat, jadi jauh-jauh hari aku dan 6 orang temanku ridho, tira, vivi, lina, denia, dan kevin sudah berada di bogor, dan yah insiden tak terduga terjadi lagi 3 hari menjelang tes ujian masuk denia melihat status evan yang muncul di berandanya yang sukses membuatku gelisah

“sandra liat ini evan buat status kayak gini” ucapnya padaku sambil memperlihatkan layar ponselnya, denia adalah sahabatku dia memang sudah tau ceritaku dengan evan yang akhir-akhir ini tidak baik “maaf tapi sepertinya berasa sangat bebeda tidak seperti dulu” , akupun langsung meletakan alat tulis dan menutup buku paket ujianku ketika melihat isi status evan, langsung saja kunyalakan paket data ku dan menghubungi evan

Aku : van kamu kenapa lagi? (langsung dilihat namun lama sekali dia tidak menjawab)

Evan : gpp (itulah balasan yang ku dapat setelah 1 jam aku menunggu balasan darinya)

Aku : yaudah kalo ada masalah bilang yah, oh iya selama 3 hari kedepan aku tidak akan

Menyalakan data terlebih dahulu aku ingin fokus belajar, jika ada perlu hubungi denia atau khalisah (adik kelas ku) saja ya

Evan : iya semangat belajarnya, semoga lolos (lalu diapun offline)

Entah mengapa itu membebaniku seperti ada yang tidak beres dari sikapnya kemudian akupun meminta bantuan khalisah untuk menyelidiki tentang lintang adik kelas yang dulu pernah dekat dengan evan karna dia sangat terobsesi pada evan, kebetulan khalisah satu angkatan dengan lintang dan cukup dekat dengan lintang, akupun berusah membuang jauh pikiran mengenai masalahku dengan evan dan fokus untuk ujian ku yang tinggal menghitung hari, malangnya nasibku waktu itu. Penuh sekali tekanan beban berat yang ku tanggung serasa tak mampu untukku angkat, bukan hanya khawatir akan ujian masuk dengan kuota 100 dari 6000 pesaing dan harapan dari orang-orang yang telah berjuang untukku demi masuk  menjadi salah satu dari100 yang beruntung tersebut, ditambah dengan sikap evan yang entah kenapa berubah, rasanya ingin meledak kepalaku waktu itu, untungnya Allah masih mau meringankan beban fikiranku, akupun lolos ujian tahap pertama. Sedikit membuatku bisa bernafas lega setelah menerima tekanan yang begitu membuat sesak di dada. Akhirnya keesokan harinya akupun pulang dan lusa aku akan bertemu dengan evan untuk menyelesaikan masalah dan memperbaiki hubungan yang kian hancur ini, dalam perjalanan pulang aku melihat indahnya cahaya jingga langit senja begitu damai dan menenangkan hati, langit senja yang begitu kuat walaupun berulangkali tenggelam dalam gelapnya langit malam dia tidak pernah letih dan putus asa untuk muncul kembali memberi keindahan pada sang penikmat cahaya jingga langit senja, akupun akan menjadi sepertimu senja walau kegelapan dan keputus asaan menghantui hubunganku dengan evan aku akan terus bangkit dan melawan, berilah cahaya jingga terindah mu besok wahai senja aku akan membawa evan kembali padaku yang mungkin kini hatinya sedang bimbang karena cinta

Akhirnya tiba waktunya aku bertemu dengan evan ku kendarai motorku dan pergi menuju taman mawar tempatku bertemu dengan evan, syukurlah kau mendengar doaku  langit senja yang indah cahaya jinggamu memancar begitu indah, akupun telah sampai 5 menit sebelum waktu pertemuan kami dan akhirnya muncul ide gila dalam otakku, akupun menghampiri area taman dengan mawar berwarna putih dengan tangan kosong akupun memetik satu tangkai mawar putih sesuci cintaku untuk kuberikan pada evan sebagai bukti cinta dan hatiku yang belum menyerah, alhasil telapak tangan kananku berdarah akibat tertusuk oleh duri mawar, namun bukannya merasa sakit aku merasa lega di hati karna ini bukti nyata kesungguhanku

“sandra” tiba-tiba suara evan mengagetkanku entah kenapa ketika evan datang langit senja yang begitu indah berubah menjadi gelap gulita, suara gemuruh bersahutan seolah saling menyalahkan, rintikan hujannya pun begitu deras namun terasa seperti langit menangis begitu pilu, akupun bertanya dalam hati “ hei senja yang indah mengapa kau mendatangkan badai, bukan cahaya yang indah dihari yang berarti ini, aku ingin menyadarkan evanku kembali” lamunanku pun buyar karna evan memanggilku untuk yang ke 2 kali

“sandra” ucapnya memaggilku

“ohhh... hai evan hujannya deras sekali, mari kita cari tempat berteduh dulu” akupun menggandeng lengannya dan berlari mencari tempat berteduh

“san disini aja, cepet kamu mau apa” ucapnya datar sambil melepas genggaman tanganku dari lengannya

“ini mawar putih sesuci cintaku, bukti bahwa hatiku belum menyerah” kumajukan tanganku yang menggenggam mawar putih yang kini telah berubah merah ternoda darah, gemuruh pun kian menjadi kilat menyambar begitu murka dan dia hanya tersenyum hambar

“kau pasti tau jawabannya, tak usah memaksakan diri” begitulah ucapnya lalu pergi meninggalkanku ditengah taman mawar dalam hujan badai kepiluan, tanpa sengaja air mataku mengalir, kugenggam erat mawar putih ditanganku membuat durinya tertancap penuh di telapak tanganku tidak terasa sakit, lebih sakit didalam hatiku, teganya dia memperlakukanku sekejam ini, sungguh dusta ucapannya yang tak ingin menyakiti hati siapa-siapa lagi setelah dia memperlakukanku sekejam ini.

Yang kini kulakukan meringkuk di kamar dengan ponselku menceritakan semua kejadian yang terjadi pada sore itu, denia yang mendengar cerita itu begitu geram tapi khalisah lah yang sangat benci mendengar cerita itu dia menyalahkan dirinya karna jika bukan karna dia memaksa evan memperjuangkan cintanya dulu mungkin semua ini tidak terjadi padaku itu pikirnya, tapi tidak semua ini bukan salah dia ini salahku itulah yang kupikir awalnya hingga pada saat aku membuka akun facebook ku aku melihat notifikasi like dari mantan evan dalam status fbku bersama evan, entah kenapa aku jadi penasaran dengan kronologi mantan evan setelah kulihat apa yang kudapat statusnya penuh denan nama evan ketika kulihat tanggalnya tepat 1hari sebelum evan menelpon ku dan meminta putus denganku ketika kulihat profil evan apa yang ku dapat terpampang foto mili dalam foto pilihan akun evan dengan editan nama evan dan emot :*, seketika amarahku telah sampai diubun-ubun lelaki tak punya hati dia meyalahkanku atas apa yang dia perbuat di belakangku, beralasan semua salahku padahal ternyata dialah yang selingkuh, kuhapus kasar air mataku langsung ku kirimi dia pesan waktu itu juga kebetulan dia sedang online

Aku : oi jawab pertanyaan gue dengan jujur lo ngejalin hubungan lagi kan sama mili?

Evan : maksud kamu apa? (tidak seperti biasanya dia membalas sangat cepat)

Akupun mengirim bukti screenshoot status mili beserta kronologi akun evan, diapun langsung membalas

Evan : iya jujur aku emang menjalin hubungan lagi dengan mili (akhirnya dia jujur)

Malam itu menjadi perdebatan yang sangat panjang aku sudah tidak menangis lagi malah tertawa getir menanggapi kenyataan ini, akhinya mili pun menggunakan akun evan dan menjelek-jelekan aku yang tergila-gila pada evan dan tak punya harga diri, akupun menjelaskannya memang kuakui bahwa aku bertindak bodoh namun itu kulakukan karna seperti dustanya evan dia mengaku berubah karna kesalahanku jadi akupun merasa bertanggung jawab dan ingin memperbaikinya, dia pun semakin meracau tak karuan dengan evan yang ikut dalam perang melawanku dia berani berkata kasar kepadaku dan membela mili tapi aku menanggapinya santai dan akhirnya dia kesal sendiri lalu offline, betapa malangnya nasibku waktu itu.

Hari ini adalah graduated day aku memakai kebaya kutu baru dengan warna kuning kunyit sukurlah tidak jadi warna merah, jika tidak aku akan menjadi couple dengan kemeja yang dipakai oleh evan yah dulu kita pernah berjanji memakai baju dengan warna yang sama ketika graduated day, dia bak artis dikerumuni oleh banyak adik kelas memang belakangan ini dia sangat tenar yah aku tidak bisa berbohong dia memang tampan.

“ pacar lo udah kaya artis aja tuh san dikerumuni banyak fans tapi tatapannya kesini terus tuh cieee “ ucap teman sekelasku

“betar lagi juga mantan” ucap aku sekenanya sambil merapikan tatanan rambutku

“lohhh... kok bisa?????” ucapnya heran pasalnya aku dan evan pasangan yang cukup romantis dikelas

“oh selingkuh sama mantannya.” ucapku santai namun disambut  dengan luar biasa

“serius lo, udah dihajar belum, butuh bantuan buat ngejagal?, gak nyangka segitu  keliatan alimnya tingkahnya bejat!” ucapnya kesal dan malah membuatku tertawa

“hahahah, udah ah jangan rusak graduated day Cuma gara-gara dia, foto yu, sayang kan kalo ada foto booth sekeren itu gak di pake” akhirnya kami pun pergi ke tempat foto booth namun apa yang di dapat disana ternyata evan pun sedang berada di sana dan tanpa diduga menghampiri ku

“ayo foto bareng” itulah kata yang terlontar dari mulutnya sontak membuatku tercengang apakah dia amnesia, setelah menyerangku dengan kata-kata kasarnya semalam dia hari ini bersikap lembut dan mengajak berfoto pula, sungguh aku bingung, teman-teman disampingku juga merasakan demikian, namun tak disangka mereka malah menjahiliku dan malah memaksa ku berfoto dengan evan, akhirnya kami pun berfoto bersama

“pasangan kok fotonya cuma gitu, peluk atau cium kek, ini moment sepesial loh” celetuk salah satu temanku yang membuatku kesal dia tidak tau kalau hubugan ku dengan evan sudah di ujung tanduk

“bawel ah sekali foto juga cu...” belum selesai aku protes tiba-tiba evan merangkul pingganggu dan mencium puncak kepalaku, melihat adegan tersebut langsung saja teman-teman ku memotret aku dengan evan, aku sangat kaget dan terlihat seperti orang bodoh, setelah sadar langsung saja aku mendorong tubuh evan dan berlari pergi.

Sungguh hari yang melelahkan, dan yang lebih menyebalkannya lagi teman yang telah berjanji mengantarku pulang hari ini mendadak tidak bisa mengantarku, alhasil karna ide gila dari denia yang meminta evan mengantarku pulang dan karena akupun tidak ada pilihan lain aku pun akhirnya pulang diantarkan oleh evan, karna riasan yang ku pakai dari pagi dan padatnya kegiatan hari ini, bayangkan saja dari pagi hingga sore hari acara full dan Cuma diberi jeda istirahat 1 jam, bagaimana tidak lelah coba, akupun tanpa sadar tertidur dan hampir terjatuh dari motor evan jika saja tangan evan tidak menopang perutku, dan sukses pula membuat laju motor yang kita tumpangi oleng “ kebiasaan buruk gak bisa ilang yah, kalo ngantuk tidur aja dipunggung aku”, kata-katanya seakan memutar memori lama ketika kita pulang sekolah dan kebiasaanku terhanyut akibat hembusan semilir angin dan membuatku tertidur dan hampir jatuh dari motor, evan selalu memarahiku akibat kecerobohanku dan akhirnya  menyuruhku tidur dipunggungnya jika memang aku sudah terlanjur ngantuk tak terkendali, kini akupun tidur di punggungnya sangat hangat dan nyaman tanpa sadar air mataku mengalir, ‘inikah terakhir kali kurasankan nyamannya tidur dipunggungmu van?’ Gumamku dalam hati,  “van dengan ini semuanya telah berakhir”, dengan mata terpejam, air mata mengalir dan hati yang pedih ku ucapkan kata itu padanya, dia pun menjawab dengan lirih, “yah ini yang terbaik, semoga kita sama-sama bahagia”, dan untuk terakhir kalinya aku meminta padanya “biarkan aku terlelap di punggungmu untuk terakhir kalinya”, “terlelaplah hingga kau lupa segalanya, karna ketika kau membuka mata itulah awal kehidupan barumu” ntah mengapa dia pun menangis, itulah akhir dari kisah kami disaksikan oleh langit senja yang cerah dengan cahaya jingga yang indah. Dengan itu kisahku dengan evan sepenuhnya telah berakhir.                                                     

 

 

~TAMAT~

 


masih amatir, silahkan coret-coret di kolom komentar yah semua kritik dan sarannya, terimakasih

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler