Skip to Content

Singgasana Batin

Foto Marendra Agung

Dan sampai sekarang singgasana ini masih berdebu.
Belum jua tersentuh. Aku takut kayu-kayunya rapuh tergerogoti oleh rayap.

Karena ratu mutiara tengah berlalu, aku harus mengembara untuk mencari penghuni penggantinya. Namun rasanya sungguh sukar kaki ini utuk berlangkah.

Sesekali kupaksa kaki nan penuh luka ini untuk Menerobos rerumputian liar dan menginjak duri-duri rawa.

Sampai-sampai tubuhku beradu dengan setangkai mawar nan delima. Lalu dia terlepas dari tangkainya.
Yaampun dia begitu indah !

Seketika ku hentikan pencarian ini, ku bawa mawar itu menuju istana.
Biar! Tiada mutiara mawar pun tak apa!

Pun dia menjadi ratu mawar yang menduduki singgahsana ini.
Namu sayang, hanya sejenak.
Karena hingga purnama tiba, Indah ratu mawar kian memudar. Harumnya pun kian Memuakan.
terpaksa kubuangnya ke tepi sungai air mata.

Dan singgasana ini pun berdebu kembali. Sudah takuasa aku untuk mencari kembali. Ku rebahkan tubuhku di beranda istana, kupandangi pangeran langit yang tengah rindu dengan bidadari-bidadarinya.

Pun hujan turun dengan gagah dikawali semilir angin cakrawala. Seakan diperuntukan untuk singgasana ku ini.

Dan aku biarkan debu-debu itu tersapu oleh hujan dan angin, sampai hinggap di mutiara tak tersentuh.

Marendraa_13.1.12

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler