Skip to Content

SURAT KEPADA YTH. TIKUS

Foto jay

 

Surat Kepada Yth. Tikus

  Cerita pendek : akhmad zailani

 

SEBELUMNYA saya mohon maaf kepada bangsa tikus, baik tikus comberan maupun tikus yang hidup dimana pun, di kantor dewan, di kantor Pemerintah Propinsi (pemprop), di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Pemerintah Kota (Pemkot) serta di departemen dan instansi pemerintahan lainnya, di kantor kejaksaan, di kantor KPK, di kantor kepolisian  ataupun di plafon rumah kita. Saya minta maaf, karena saya menyamakan mereka dengan manusia yang mengkorupsi uang negara.

Kepada bangsa tikus di manapun berada,

Entah kalian harus marah atau bangga, karena derajat kalian sama dengan koruptor, yang jelas kalian harus dibasmi. Bila tikus penggeret batang padi di sawah dibunuh-bila perlu dibakar-entah apakah manusia tikus  atau tikus manusis (tikus yang berbentuk manusia) perlu dihukum yang sama, sama-sama diburu, dibunuh lantas dibakar. Tapi rasanya kurang tikusiawi. Kasihan. Mungkin, kalian para tikus boleh iri, tapi begitulah. Manusia tikus ini sulit sekali dijerat, karena memang rata-rata mereka lihai, pandai berkelit.

Perlu kalian juga ketahui, manusia tikus ini berada di mana-mana. Ada yang tugasnya (semestinya) menangkap manusia tikus, eh gak ketangkap-tangkap. Kenapa? Ini sulit, karena si penangkap atau si penjerat manusia tikus itu, terdapat juga manusia tikus. Aneh kan. Mana bisa manusia tikus memangkap manusia tikus juga, konco sendiri.

Saya tadi menyebutkan, manusia tikus yang akan ditangkap lihai dan pandai berkelit. Begini; ketika mereka ketahuan, mereka lalu “menyisihkan bagian makanan yang dicuri” untuk diberikankepada  si manusia tikus penangkap. Akhirnya, karena telah mendapat bagian makanan hasil curian, manusia tikus yang mestinya menggurung manusia tikus malah “kekenyangan” dan diam saja. Diam saja bisa pura-pura bersikap garang, tapi garang tak bertindak. Sebatas di mulut saja, tapi gak bergerak.

Begitulah.

Kepada bangsa tikus, saya juga perlu menyampaikan, masyarakat manusia juga gak bisa bertindak apa-apa. Mungkin hanya bisa menunggu saja; berharap manusia tikus itu mati sendiri, karena kekenyangan. Tapi itu tidak mungkin. Paling-paling manusia tikus yang terjerat itu manusia tikus comberan, sementara bos-bos tikus yang banyak memakan  uang negara  bebas berkeliaran.

Kepada bangsa tikus, saya mohon maaf tanpa konfirmasi karena menyamakan kalian dengan koruptor, penggerogot uang negara. Mungkin kalian tersinggung, karena merasa tidak banyak merugikan manusia. Namun terlepas soal membawa-bawa “nama tikus”, pada dasarnya tikus adalah musuh manusia, karena merugikan. Terlepas dari siklus simbiose ular makan tikus, tikus makan kodok, kodok makan nyamuk dan seterusnya. Ini menyangkut tentang hak dan bukan hak.

Akhirnya, mungkin kita perlu bersama-sama menyatakan perang terhadap  manusia tikus, yang merugikan masyarakat tikus dan manusia itu sendiri. Untuk hal ini, tiada maaf bagi manusia tikus, yang meniru-niru tikus.

                                                                                                   

Surat tersebut tak sempat dikirimkan, karena keburu digigiti tikus hingga hancur. ***

 

 

 

Samarinda, Juni 2000

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler