Andai Aku Gubernur
Assalamualaikum wr. wb.
Mengawali surat ini, saya pribadi sebagai putra daerah mengucapkan terima kasih atas kerja keras, baik pikiran dan tenaga yang telah dicurahkan terhadap kemajuan daerah akhir-akhir ini. Pada puncak usianya ke-54 ini, NTB telah beberapa kali mengalami pergantian Gubernur. Bukan mustahil, setiap Gubernur yang pernah memimpin NTB, berikhtiar dan beritikad memajukan NTB di segala bidang. Demikian pula apa yang Bapak cita-citakan dan perjuangkan saat ini. NTB telah menjadi selaras dengan daerah-daerah maju lainnya di kancah nasional adalah merupakan bukti real dari kerja keras Bapak selama ini.
Akan tetapi selalu saja saya merasa ada yang luput dari perhatian para Gubernur terdahulu. Termasuk Bapak. Banyak event, yang Bapak canangkan dan telah berhasil gemilang di tingkat nasional dan internasional. NTB telah setaraf dengan Bali. Dengan demikian menghapus pameo yang melecehkan NTB : NASIB TERGANTUNG BALI. Ugh, siapa sudi mendengar kalimat tak berwibawa itu?
ANDAI AKU MENJADI GUBERNUR NTB, maka apa yang luput dari perhatian Gubernur terdahulu akan saya bela mati-matian. Program yang luput itu akan menempati prioritas utama : MEMILIH SEPULUH SISWA SMA/SMK TERBAIK untuk dikuliahkan setiap tahunnya, selama saya menjabat Gubernur. Kepada mereka yang terbaik itu akan saya canangkan beasiswa selama mereka menempuh pendidikan hingga ke luar negeri.
Saya bersikukuh, Otonomi daerah memberi peluang untuk itu. Sebagai Gubernur saya galang dana untuk mereka, siswa NTB yang terbaik itu. Dengan demikian, mereka akan berkarya kelak. Menambal sulam daerah ini yang telah dikeduk-keduk isi perutnya sampai tuntas. Tidak neko-neko. Nawaitu itu saya perjuangkan hingga mata saya telah mampu lagi menatap.
ANDAI AKU MENJADI GUBERNUR NTB. Sebagai putra daerah wajib saya berikhtiar. Hasilnya? Wallahualam bissawab! Allah juga yang menentukan arah jalannya. Ini bukan gugatan, tapi menggugah hati. Matur nuwun.
Pengirim,
(Anonim)
Komentar
Tulis komentar baru