Skip to Content

Tentang Hal Memberi Nilai

Foto Gilang Angkasa

Adalah karma yang kubawa ketika hilang bayangmu. Menjauh dari segala aspek kemanusiaanku. Kendali hasrat yang tak kuasa pada jiwa yang meronta. Lalu apa?. Pertanyaan tanpa ujung tentang tuhan dan setan dan kita menolak semuanya. Kita tidak lagi mengenal hitam dan putih. Ketika sadar bahwa persepsi kita melintas batas tak ada ujung pangkal yang pasti. Begitu juga dengan dirimu yang telah hilang ditelan malam, bersama kabut yang dingin dan parau suara jangkrik yang lelah berkeluh kesah tentang kemungkinan pada setiap sudut ketidakmungkinan. Terjebak pada hampa yang tak kunjung usai. Perjalanan takdir yang akan membuat nyawa menyerah pada jaman.

Sejak awal kita memang tidak di didik untuk tunduk kepada fatamorgana dan khayalan. Alam guru kita yang agung, selalu galak mengenai hal yang tidak berujung pada segala macam jawaban. Segala lukisan imaji dalam mendefinisikan alam semesta yang misterius dan ambisius. Kita memang tidak di didik untuk tidak berhenti bertanya, biarpun batin yang lelah dirajam oleh kata yang timbul dari segala persepsi muka bumi yang suram. Mendepak kita pada dimensi ruang waktu yang asing dari iman.

Pada akhirnya kita sadar.

Sejak awal kita dilahirkan dan hidup, kita tidak mengenal tentang esensi apapun. kita adalah pujangga yang begitu mahir dalam pemberian nilai pada sesuatu yang memang sejak awal tidak bernilai. Kita yang memberi hasrat yang begitu tinggi kepada mimpi sehingga kita lupa dan gila. Sejak awal bahagia dan derita silih berganti dan bertepi pada ajal yang membawa kita kepada ketiadaan. Haruskah pikiran kita terbang bersama harapan tak berbentuk dan penuh kekecewaan. Sehingga memuja bayang indah penghiburan yang menjauhkan diri kita pada budak-budak yang kelaparan akan pengetahuan. Kita yang membangun lalu kita sendiri yang menghancurkan. Hukum tarik-menarik antara yin dan yang yang berujung pada keabadian akan pertanyaan yang tidak berjodoh dengan jawaban.

Selamat tinggal…. segala mimpi indah ujung perjalanan ruang waktu. Tidak lagi aku menjauh dari diri yang akan sirna dan keabadian semesta pada segala hukumnya. Kita yang telah merangkai semua keindahan dan akan tiada pada keadaan kita yang tiada.ketiadaan yang berujung pada ketiadaan. Ketiadaan adalah sejatinya keadaan. Ada adalah tiada. Dan Segala sesuatu adalah kesia-siaan belaka.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler