Skip to Content

URIP SEPISAN MATI SEPISAN (14) SELESAI

Foto Hakimi Sarlan Rasyid

“Engkau telah bertemu dengan 48. 48 adalah AL-FATH. AlFath adalah Kemenangan. Kemenangan perjuanganmu 9 hari 9 malam semoga tidak kau rusak dengan keangkuhan. Tengoklah sejenak masa lalumu. Engkau menjadi lelaki hancur karena ketidakjujuran dan keangkuhanmu. Pertahankan kemenangan ini dengan sabar dan taqwa. Tampakkan kesabaran dalam perbuatan bukan dalam pengakuan “aku sudah sabar” dan pahamilah taqwa sebagai :merasakan kehadiranNYA bukan dalam pengakuan aku adalah orang yang taqwa.

“Ada satu yang tidak melekat dalam pikiranmu tapi ini bukanlah dosa. Ini hanya kau belum mampu “membaca bacaan”. Tidak masalah. Satu hal itu adalah mobil yang kau lihat itu, yang dipakai membawa mayat,mobilnya 1 rodanya 4. 1 tubuh manusia tidak lepas dari 4 unsur kejadiannya, Tapi yang penting 14 itu adalah IBRAHIM. Ibrahim adalah orang yang selalu menela’ah apa saja yang dilihatnya. IBRAHIM adalah “oang yang berpikir.”

‘Buka mulutmu. Teguklah “tirta pawitra” yang akan aku teteskan. Aku akan teteskan tujuh tetes ke dalam mulutmu. Teguklah dan biarkan kalbumu melantunkan Allah Hu. Setelah tujuh tetes itu terasa melewati kerongkonganmu lantunlan AlFatihah, sekali saja. kemudian buka lagi mulutmu. Aku akan teteskan lagi 7 tetes. Seperti tadi setelah tujuh tetes itu terasa melewati kerongkonganmu lantunkanlah AnNas.”

Lelaki ini mematuhi arahanku. Dan setelah AnNas selesai dia tampak segar bugar.

“Sekarang perhatikan baik-baik. Gerakkan tanganmu sesuai dengan arahan dari dalam kalbumu untuk menjawab pertanyaankau. Jangan membuat gerakan yang tidak didorong oleh bathinmu. Kau siap?”

Dia mengangguk.

“Dimanakah ba sin mim alif lam lam ha?”

Setelah agak lama dengan gemetar ia menunjukkan jari telunjuknya.

“Dimanakah muhammadmu?”

Kali ini tidak lama. Dia menengadahkan tangan seperti akan berdo’a lalu kedua telapak tangannya menutup wajahnya.

“Sudah, buka.”

“Terakhir, dimana engkau bisa melihat cahaya hidup dan cahaya matimu.”

Kali ini telunjuknya mengarah ke titik diantara dua alisnya.

“Sebentar lagi akan ada motor yang lewat disini. Tak usah bicara apa-apa. Begitu dia berhenti naiklah.Pengemudinya akan mengantar engkau ke tempat dimana engkau harus berada. Sebelum pulang ambil karung putihmu di bawah akar pohon waru ini. Jangan keluhkan berat bebannya.”

Aku memganggap cukup. Aku menutup pandangannya untukku.

Aku melihat dia turun. Turun mengambil karung. Agak susah ia membawanya ke tebing. Dengan susah payanh ia berhasil. Dan ketika motor datang dia naik.

Dia bergerak ke titik takdir berikutnya.

 

1000 hari setelah perpisahan kami di waru doyong aku menemuinya. Ia sedang berpanas-panasan di lapangan. Puluhan orang sedang bekerja. Sebuah mesjid sedang dibangun. Ada 2 bangunan besar bertingkat di sebelah kanan dan kiri mesjid. Tampaknya akan dijadikan asrama.

Di bagian depan mesjid ada bangunan yang sudah lebih dulu selesai. Beberapa pekerja dan seorang mandor sedang melakukan pekerjaan finishing. Bangunan ini ramai suara orang memasak. Ramai orang sedang makan.

Melihat kami masuk ramai suara orang menawari kami makan. Aku hanya senyum. Ada seorang nenek. Aku memeluknya. Kami memilih sebuah sudut lalu kami berbincang tentang segala hal.

Usahaku untuk membuat ia membuang jarak antara kami tidak berhasil. Ia selalu menunduk. Ketika aku mengulang kisah Dewi Kusir Kereta Kencana yang memegang kemaluannya dan ia geli, hanya aku terbahak-bahak. Doa hanya senyum kecil sambil menunduk.

Urusannya dengan Diyah selesai. Diyah resmi dicerai dan sudah menikah dengan lelaki pilihannya. Dalam pandangan Diyah lelaki ini tetap lelaki yang hanya akan menambah derita.

Aku tahu kerinduannya yang mendalam kepada Diyah.

Utangnya sudah diselesaikan. Ibu warung yang dulu ia berhutang diajaknya menadi juru masak.

Bangunan ini adalah bangunan milik mereka yang mau datang dan mau makan. Ibu warung mendapat gaji dari kegiatannya masak disini. Suaminya menjadi salah seorang mandor.

Lepas asyar aku mohon diri dengan pesan terakhir.

“Sabarlah, semoga tidak lama lagi akan datang pengganti orang yang kau cintai. Darinya nanti insyaallah kau akan dikaruniai 2 orang anak. Lelaki dan perempuan.”

Aku undur diri berjalan menuju gerbang. Dia mengantar aku. Sebelum naik ke mobil aku menoleh di gerbang. Dia masih berdiri menunggu kepergianku.

Di gerbang aku membaca tulisan

“PESANTREN **********************KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT”

 

Kotabaru-Karawang_25 April 20202006_Hari ke 2 Ramadhan 1441 H

Hakimi Sarlan Rasyid

202004252006_Kotabaru_Karawang

 

 

 

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler