Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Prosa

--= Bab XI =--

Bagaikan sang air yg tak ada hentinya turun ke bumi, sedang Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepada semua makhluk. Tak pandang itu umatnya siapa saja, dan Tuhan memang Maha Rohman. Tapi ada kalanya air yg turun dari langit itu terlampau banyak, sampai meluap sana-sini. Entah karena salah siapa, apa salah manusianya, atau Tuhankah yang salah.

--= Bab X =--

Di kala siang, di teriknya matahari yang tak pernah lelah menerangi hari. Di kala malam, di terangnya sang rembulan yang tak ada hentinya menemani. Detik demi detik terurai, tercerai berai, menyusun datangnya menit. Menit pun berlalu seperti hembusan angin malam yang tak terlihat tapi terasakan cepat membumbung dalam hitungan jam.

--= Bab IX =--

Semua berlalu tanpa ada rasa yg membahagiakan, tapi itu menurut yg melihatku. Tapi bagiku inilah hakikat kebahagiaan yg selama ini disalah mengertikan oleh banyak orang. Bagaimana bisa, hal yg penuh tipu muslihat ini, mereka hadapi dgn tertawa terbahak-bahak. Apakah ini yg dinamakan jaman sudah berubah.

--= Bab VIII =--

Bulan berputar mengelilingi tahun ini, dgn penuh kebahagiaan dan ucap syukur atas apa yg telah diberi Gusti kepadaku. Menjalani waktu yg sangat singkat dalam bumi mulya dgn penuh rasa welas asih. Baik kepada sesama maupun kepada yg lain. Pernah aku menangis dgn penuh penyesalan saat aku berjalan, aku terjatuh dan tak sengaja mencabut rumput yg tak berdosa.

--= Bab VII =--

Semakin lama aku berjalan, menyusuri gelapnya bumi. Tersilaukan oleh semua yg ada di bumi mulya ini, sampai tak dapat melihat lagi sosok Asal-usulku. Semula aku bergumal dalam bumi suci, dan bertapa sekitar selama 270 hari. Setelah dari itu, aku terdoronng untuk keluar dari bumi suci, melewati jalan gowa yg sangat kecil. Aku serentak menangis histeris melihat semua isi bumi mulya ini.

--= Bab VI =--

Kemarin, aku sangat bahagia. Karena aku mendapatkan sesuatu yg sangat spesial. Sekitar pukul 09.30, aku masih berada di pasar. Untuk mencari nafkahku sendiri, menjadi seorang kuli angkat barang. Ada seseorang yg sangat berpengaruh di situ, apa yg dikatakan selalu dituruti. Siapakah dia? Dia adalah preman yg ditakuti oleh semua orang di pasar itu.

--= Bab V =--

Jalan terasa begitu licin, yg terkadang berbatu. Penuh duri, yg siap menggelucurkan darah kesakitan. Jalanan yg berkelok, banyak simpangan, dan ada tembok menghantam. Sebenarnya ini memang hakikat yg ku tuju, bagaikan ''sungsang bawana balik''. Dari ujung yg lancip menurun pengumbaran yg luas, dan dari meluas menaiki ujung yg satu lagi.

--= Bab IV =--

Semakin lama jam berputar, semakin tua umur seseorang. Bagaikan sebuah gelas besar, yg jika diisi dgn air jernih sampai penuh, sangat dibutuhkan oleh semua orang banyak. Tetapi jika terisi air sampai terlalu banyak dan tumpah, ini membuat dua jalan, banyak yg mengambil apa yg tumpah, atau malah sebalikanya alias buruk.

--= Bab III =--

Ku hirup nafas, menahan nafsu yg membabi-buta, dengan mengingat-ingat apa yg ada di dalam hati yg paling dalam. Menghaluskan gerak yg terkadang frontal, dgn kata tutur yg tenang bagaikan cahaya bintang.

--= Bab II =--

Tuhan tak pernah memandang apa yg melekat di tubuh. Adapun memandang cuma prediksi kebiasaan umum. Yg dihasilkan persepsi rasio yg terkadang mengecohkan akal. Ada yg bertopeng sama dengan wajahnya, bahkan sebaliknya dengan itu.

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler