32.000 KAKI DI ATAS MASALEMBO
Ada gelegar panas dalam dingin malam,
Menjulurkan sepi di antara hiruk pikuk,
Langit pucat pasi,
Semua terkulai,
gumpalan awan membenamkan nyali dalam gelap malam,
pecah dalam gelegar halilintar,
sendiri kita melintasi hidup di seberang maut,
tak ada lagi aroma parfum dari perempuan yang berseliweran,
alangkah malangnya kita yang kerap terpasung fatamorgana,
segalanya lenyap dalam degup jantung yang seakan pecah.
32.000 kaki di atas Masalembo,
kitapun berbailk arah,
memilih hidup yang semu,
ketimbang maut yang abadi.
Surabaya-Makasar, 23 Desember 2004
Komentar
Tulis komentar baru