Skip to Content

Abad-Abad Manusia

Foto Kagendra Mahasura

Inilah bau medan perang yang memungkinkan kematian

Seribu senjata mengincar dada dari mata-mata terasah dan hasrat membunuh

Sesekali wajah asing, diantaranya ada pula yang kau kenal masa lalunya

Siapa yang akan menjadi anjing siapa yang akan menjadi kuda

Ketika genderang perang, hunusan pedang, ledakan meriam, dan pemakaman pahlawan

Panji-panji berkibar bersama semangat

 

Doa-doa kekasih, doa para istri

Maaf untuk semua pengulangan luka

Cinta untuk semua keterbatasan

Takdir untuk semua cita-cita:

 

Hari ini sudah disampaikan padaku sejak lama

Aku takut tak dapat merayakannya malam ini di bukit kita

Hari ini adalah perundingan dengan masa depan

Kita tak perlu menyesali apa yang kita mulai

 

Lapangan ini adalah papan para prajurit yang berjudi dengan waktu

Kuburan senantiasa bagi siapa saja. Yang menang dan yang kalah 

Dua dunia bergesekan membuka portal pelepasan jiwa

Seruan untuk menyambut dunia baru

Seseorang yang telah menyadari dunia baru sejak lama

Berdiri tegap dengan jubah dan hasut di atas lapang perjudian masa depan

Dia layaknya mereka, menciptakan rumah yang terbaik untuk dihuni bersama:

 

Inilah yang harus mereka sepakati

Orang-orang suci akan bertahan hidup, orang-orang sesat akan mati

Mereka harus saling mengerti arti perih

Dengan begitu mereka akan berhenti mencari luka  

Terkadang di dunia ini kita tak dapat melenyapkan hitam sama sekali

 

Menciptakan perdamaian adalah perang itu sendiri

 

 

Bandung, Desember 2010

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler