"Aku Benci Air Mata"
Tangisan adalah kiamat
yang membangunkan petir di telinga.
Aku benci air mata dan mulut yang terbata-bata
meski itu ialah puisinya para
bocah yang terlantar
serta gelandang yang sekarat
disudut-sudut kota
Air mata ialah tsunami
ketika waktu masih tega menyaksikan
kerumun lalat berpesta
mengitari banyak tubuh yang nyaris
terbunuh oleh derita perutnya sendiri
Ya air mata, yang selalu bertahta
di ayat-ayat doa
para pengemis
yang menangis mengais-ngais mimpinya
Aku benci air mata, serta garis tangan
yang nyaris tak terbaca.
Ya tangis yang berisi nama tuhan!
Menangislah jika hidup ini semakin sadis dan terasa amis.
Tetaplah meraungkan puisi-puisi sejenis doa itu,
walaupun memang kita sangat membenci air mata.
Negeri Air Mata, Maret Penghujung'16
Komentar
Tulis komentar baru