Skip to Content

Aku dan Engkau

Foto Mahyan

Sembilan tingkatan surga, laut pada rembulan itu saat perahu ada-ku. Tenggelam dalam lautan rindu

Kau adalah satu bagian dalam kitab ilahi, cermin bagi kekuatan yang menciptakan semesta ini. Apapun yang kau inginkan, mintalah pada dirimu sendiri. Apapun yang kau cari hanya di dalammu bisa ditemukan

Kau adalah pandanganku, kalau tidak bagaimana bisa kulihat cahaya, kau adalah ada dalam pikiranku, kalau tidak apa alasan aku gila?

Di hadapan napas cinta, perahu kita. Berlayar dari batas kematian ketika mendengar penyatuan, anggurnya cinta, menerangi malam kita.

Kala cinta terhadap-Mu mencapai otak surgawi, riuh dan rasa sakit tak terperi memenuhi ruang luas pekerti dungu. Kala dunia membubung pada ruh, dan cinta-Mu muncul, tak lagi mesti dihitung bawah dan atas itu.

Cinta datang padaku, dan berkata. Mestilah aku memberontak terhadap ruh dan kepala, dan hanya dengannyalah aku adanya. Dengan segera aku pun tiba, dan pula tiada. Kini aku berada dalam inti cinta. Tak pernah ingin pergi darinya.

Cintamu telah  menjadikanku letih dan lusuh tanpa tenaga. Aku tak bisa makan saat siang meraja, dan tak bisa tidur malam harinya. Sungguh cintamu telah mengubahku menjadi musuh yang paling buruk bagi diriku.

Di dalam cinta malam tadi. Sampai merona cahaya pagi. Cintaku adalah kawanku semata, tak tidur, istirahat tidaklah pula. Saat fajar tiba, nyala api menjala menuju pada-Mu dengan cergas, dengan darah lumuri mata dan mengembun tangis basahi dagu.

 Ke mana gerangan sang malam pergi? Ke tempat ia bermula, begitu juga kau. Sesungguhnya segala sesuatu pasti berputar balik pulang pada akhirnya.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler