Skip to Content

AKU PUISI ITU AKU

Foto Hakimi Sarlan Rasyid

Seratus prajurit melilit tibuhku dengan kawat berduri

Lalu karenanya kulit dagingku robek berdarah-darah

Meski tak punya arti aku akan tetap berpuisi

Untuk puisi aku mencetak diri untuk tidak menyerah

 

Ke tubuhku seratus pedang tajam ditebaskan

Lalu karenanya tubuhku menjadi serpihan

Meski tak punya arti puisi akan tetap kugumamkan

Untuk puisi bagiku tak ada akhir perjalanan

 

Beringas moncong senapan dikulumkan ke mulutku

Pelatuk ditarik senapan meledak hancur kepala

Meski tak ada arti kepada puisi aku tetap rindu

Untuk puisi aku berhenti jika mati yang bicara

 

Aku diikat erat dibakar abuku dibuang ke laut

Aku tidak akan pernah gentar dan tidak akan takut

Seribu masalah menghantam jiwa dicipta jadi kemelut

Untuk puisi meski tak punya arti ruhnya tak akan larut

 

Sembilanpuluh sembilan bidadari bugil telanjang

Menarikku gemas bercumbu bermalam panjang di ranjang

Meski tak punya arti aku tak pernah bimbang

Untuk puisi meski tak punya arti aku akan tetap garang

 

Dalam puisi aku bernafas dengan puisi aku bernafas

Dengan puisi kujejak bumi kupeluk langit biru

Hilang gentar hilang resah hilang takut hilang cemas

Karena aku adalah aku dan puisi itu aku

 

Kotabaru_Karawang_190720170959

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler