(Mengenang Mei Lin)
aku terkenang
saat mengenang
kau yang terkenang
lewat mimpi yang datang
menghadang dan meradang
dalam hasrat yang kian terbentang
aku terkenang
seribu hasrat yang memburu
dan menderu bagai laju angin
saat mengenang
detak-detak jantung yang berpacu
dalam barisan-barisan kebebasan
kau yang terkenang
ketika menatap langit yang mendung
dengan membawa gumpalan harapan
aku terkenang
seribu dendang yang terlahir
dari perjalanan panjang
saat mengenang
seribu kehangatan matahari
yang melebar menyapu pucuk-pucuk gunung
kau yang terkenang
dalam rasa yang kian memudar
lewat setiap helaan nafas
aku terkenang
laju waktu yang kita lewati
hampir tak ada benih yang tersemai
saat mengenang
puluhan sajak lahir dari rahim benua
menjadi janin yang tumbuh menjadi cinta
kau yang terkenang
lewat tiga kata cinta kuhidupkan
lewat satu kata cinta terlewatkan
aku terkenang
keabadian yang tak akan tercatat
sebagai sejarah
saat mengenang
rindu yang menetes
tak mampu jadi tinta
kau yang terkenang
ketika mata mengantuk
di pembaringan kudekap bayangmu
(2009)
Komentar
Tulis komentar baru