Skip to Content

Amis Propaganda

Foto Angga Permana



_____________________________________________________________________

DIA turunkan jiwa dari arsy yang menghempaskan spekulasi revolusi copernican
kepada darah kepada daging
meninggikan langit dan meletakkan neraca (keadilan).
meratakan bumi untuk semua kehidupan,
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)
Maka nikmat CAHAYA manakah yang kamu dustakan?


kutahbiskan sebentuk kerinduan yang telah lama duduk di belakang kenyataan kotoran kehidupan.
bebatuan yang dingin dan hempasan pasir menyapa setiap malam bagi bocah kemenangan.
hentakkan kakimu wahai bocah penguasa kegelapan.
biarkan nista terbang bersama lintah, sebab harta adalah tahta.
sebab cahaya adalah keberadaan tiada tara,

______________________________________________________________________

sekali-kali ia tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya;
dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar.
tapi, kata telah berkelana, ke ujung utopia para pecinta iblis barbaria.

sesungguhnya!! surga ada di bawah telapak kaki ibu,
ibu ibu yang tidak menghendaki anaknya menjadi mangsa para birahi gomora,
dan kekuasaan bersembunyi di belakang dada kemunafikan.


______________________________________________________________________


angkat kepalamu dan saksikan dunia di tepi kematian, wahai bocah penguasa kegelapan.
biarkan sampah menjadi sumpah yang mereka ucapkan di hadapan mesbah pencipta kekekalan.
dan kesetiaan adalah muntah bagi setiap sajak sajak kehidupan.

PADA SUATU KETIKA, manusia tidak lagi diciptakan untuk saling melengkapi,
DAN PADA SUATU KETIKA, excalibur di kanan dan kiriku
mencabik setiap halaman pada kitab penghianatan kronos,
untuk kemudian mata berganti kata, sehingga mereka
yang meneteskan kisah penghianatan, akan menitikkan darah pembalasan.

dan sesungguhnya,

suaraku tak bisa dipenjarakan
suaraku tak bisa kau penjarakan,
suaraku adalah pengadilan tertinggi di alam kekelaman.


_____________________________________________________________________________

maka, berlarilah engkau patroklos, sahabatku.
sebab keburukberadaan adalah kenyataan,
sebab langit tak mampu lagi menyiasati amarah sebilah pedang DAN BAU AMIS NANAH

membakar keangkuhan setiap kata mengelilingi kebencian pada ketidakadilan
nodai surgawi bersama eden sang pembawa ajaran kepalsuan
ketika kekecewaan adalah takdir yang harus kita pahami,
maka kemurnian jiwa adalah kebohongan!

kita adalah berhala yang dipilih oleh kegelapan.
kegelapan yang mengajarkan kita bahwa untuk menjadi manusia anda butuh jutaan rupiah!!
bahwa keadilan sosial adalah hak setiap warga negara!!
bahwa persatuan dan kesatuan adalah catatan dusta kaum otoriterian!!

________________________________________________________________________________

maka, ketika makian kita namakan doa, ORA ET LABORA!
BERDOALAH SEBELUM MEMAKI !!!!
untuk setiap air mata yang terkoyak oleh keserakahan berselubung kekuasaan,
dan loyalitas yang kehilangan makna ketika mata bertemu harta,
dan harta memenjarakan kata, meski para dewa sepakat bahwa,
revolusi tidak perlu terjadi jika evolusi mampu membawa seekor monyet menjadi makhluk mulia!
dengan akal yang terpisah dari badan, dan logika yang menyeret kepolosan seorang bocah bersuara.


telanjangi karya seumpama suara di ufuk dermaga,
tenggelam dalam kobaran api yang menjilati amarah angsa pemakan manusia!!

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler