Selamun, antara dua alam . . .
Mengarak laku fikir . . .
Menjatuhkan aroma luka . . .
Titik-titik noda, mencoba sekedar menghibur . . .
Bau-bau kematian, datang untuk menemani . . .
Berseru teriak kan kebosanan . . .
Kebimbangan menjadi baground hidup . . .
Ribuan luka menghiasi sang hati kecil . . .
Sesekali kaki mencoba untuk berdiri . . .
Seakan hanya kepasrahan yang dijalani . . .
Lalu sekedar bertanya . . .
Dimana anak yang semangatnya berkobar dulu . . .
Dimana anak yang berani melawan kebohongan itu . . .
Dimana anak yang berani meneteskan darah demi mendapatkan kebenaran itu . . .
Kini . . .
Aku melihat ia bersembunyi di dalam kepekatan . . .
Aku melihat ia bersembunyi di tebalnya semak belukar . . .
Yang terlumuri luka dan rasa ketakutan . . .
Komentar
Tulis komentar baru