Aku marah pada hidup
yang menguliti rasa-rasa tenang
yang aku miliki
Aku meradang pada cahaya
yang menawarkan kemegahan
menyulut kefanaan jalan
Aku menangisi redup
yang menguak keganasan hari
membasmi kelegaan
Dimanakah ada bahagia
dimanakah ada ketenangan
di tengah-tengah keramaian
dimanakah mereka sembunyi
Sementara yang aku jalani
telah menua pada kotak penetuan
yang asyik disebut takdir
dan hiruk ditilik nasib
Begitulah yang disebut persembunyian
di tengah hamparan padang bersemak
tak ada lagi yang jadi rahasia
Adakah yang tahu dimana ada rumah
muara untuk berbalik
tempat untuk pulang dan menetap
sebagai akhir dari pengembaraan
sementara jalan menawarkan ketenangan-ketengan palsu
yang tak satu pun diantara manusia
berusaha mencari terang
dan aku semakin tak mengerti
menyalalah biar aku melihat
Jogja, 10/04/17
Komentar
Tulis komentar baru