atas nama KEADILAN
terguncang pentas drama separuh babak
terayun terombang-ambing ombak tak beriak
sebatang ketegaran atas nama keadilan...
telah roboh lalu hanyut tertelan gempita
gempita suara-suara indah merdu dari
pelantun piawai yang terpilih
bibirnya penuh madu, tapi hatinya
sekeras batu....
batu tak bermata juga tak bertelinga
sungguh telan terkafan keadilan di mulutnya
kini, sebatang ketegaran atas nama keadilan
tak berdiri kokoh di atas akar-akar kebenaran
pontang panting di atas ombak dan buih yang
mengayunnya....
ombak dan buih kepandiran
ombak dan buih jauh dari sendi sopan
ombak dan buih jauh dari tonggak keagungan
sebatang ketegaran atas nama keadilan
tanpa nakhoda
kini telah mati
tubuh teracuni bisa-bisa ganas
tubuhnya kini kurus tak terurus
karena
sang nakhoda yang dulunya diharap tegar
kini tak sanggup lagi berdiri
langkahnya gontai tak lagi kekar
matanya nanar tak lagi bersinar
telinganya mendenging
tak sanggup mendengar
wahai..
penguasa keadilan
asupkanlah kekuatan
asupkanlah ketegaran
asupkanlah rasa adil
pada jiwa-jiwa pemimpin kami
yang sedang mabuk dan tertidur
di atas kasur dan bantal kenikmatan
yang membuai dan menyesatkan
Komentar
Tulis komentar baru