Skip to Content

Ayahku, tuhanku

Foto Binoto H Balian

Ayahku, tuhanku!

Tersebab hebatmu,
kau terbitkan aku di ufuk rahim ibu
Dan darahmu mengaliri sekujur kemanusiaanku.

Tersebab cintamu pada ibuku,
kusaksikan sendiri bahwa matahari itu
betul-betul surga.
Surga yang kelak pasti mempertemukan kita.

Tersebab, nafasmu
yang engkau surupkan di dadaku,
maka inilah aku yang telah berdiri:
menegakkan kepala dan kakimu.
mengibarkan mimpi-mimpimu
yang pernah layu di sebuah persimpangan
di sebuah bulan
dimana negeri ini terus mengenang pejuangnya.

Tersebab mimpimu 15 tahun lalu!
di 16 Agustus engkau berhenti.
menyudahi perjuanganmu.
Dan kau titipkan sekuntum perjuangan yang belum sempat mekar di genggamanmu.

maka, atas nama darahmu!
Ini aku, ciptaanmu.
Lihatlah!
Aku sedang bertarung dengan waktu.
Bertarung mengarungi peta kehidupan
yang pernah kau tugasi harus kukalahkan.

Ini aku. Ciptaanmu.
Yang masih fasih menyebutmu:
Ayah.
Lihat, dan dengar aku meraung.
dan mengaum mengerangkan rindu.

Samosir, 16/8/2016

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler