Tiga jemarinya pecah melebar hingga betisnya
Gepakan sayap kekar menghantam leher
Sekali tebas tewas
Di luar pertarungan lembaran rupiah berhamburan
Di dalam pertarungan pesakitan berkaki dua
Jengger berdarah
Jam dinding manari sedemikian nyamannya
Mengiringi setiap tebasan jalu di kaki pejantan
Matras hitam lembut tak sedikitipun nampak
Kerikil bergoyang diatasnya.
Pembatas riuh tepuk tangan mengiring suara
: obrolan di teras gedung !
Bukan kah itu penyakit ?
Sebagian kantong mengering dan dahi mengeryit
Bersambung atau terputus
Atau melayani tuannya yang bernafsu memeluknya
Pintu kamar masih terbuka
Menunggu sedemikian sabar
Kapan lawan ku tebas hingga berdarah
Gresik Juni 2012
Komentar
saya suka
Saya suka puisi berbau sosial
Ketika membacanya sudah terbayang arena sabung ayam plus perjudiannya. Mantap!
Tulis komentar baru