Skip to Content

Balada Pengamen Jalanan

Foto Anindyta Puspita Ningrum

Kuhitung langkahku satu-satu,

barangkali ada yang tertinggal

 di sepanjang lorong kota Jakarta

Masih adakah jeritan hati yang terdengar

di antara tumpukan duka dan asa?

Masih adakah yang mau mendengar

dendang suara sumbangku

yang selalu kulantunkan

dalam kepiluan

Bergelut dengan kejamnya ibu kota

 

Kutepis rasa malu,

terhadap tatapan sinis para penumpang bis kota

Kucoba tegarkan hati yang rapuh

demi menyambung hidup dan masa depan

 

Kuhitung langkahku satu-satu,

barangkali masih ada yang tertinggal

di sepanjang trotoar ibu kota

di saat panas terik begitu menyengat raga

melemahkan kaki-kaki kecilku yang terbakar aspal jalanan

Di saat senja mulai temaram

Dan kegelapan menyelimuti malam

Guyuran hujan yang kejam

menyadarkanku dari lamunan

 

Bangkit!

Aku harus berjuang!

Kehidupan ini begitu keras dan kejam

Namun aku harus tetap kuat dan tegar

Karena aku yakin, roda kehidupan selalu berputar

Dan pada suatu saat nanti

Pada suat masa nanti

Aku pasti mampu berdiri kokoh dan dengan lantang berkata

“Selamat tinggal kemiskinan. Selamat tinggal penderitaan.”

 

Komentar

Foto Anonymous

ijin copas sbgian frase ea

ijin copas sbgian frase ea

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler