Skip to Content

Balada Simpang Jalan

Foto Rasull abidin

Kemana arah jalanmu,
(Negeriku)
mondar mandir,
tak ketemu jalan pasti,
Lihatlah,
rautmu telah tua.
ditekan cuaca getir dan gemuruh asing,
ditumpangi kongkalikong-kingkong,
dan cendawan,
Tumbuh pada ledeng-ledeng
dalam keranda jaman.

Dimana kakimu menjejak,
(Negeriku)
seok-seok,
tak ketemu dermaga pasti,
gembolan bimbang,
dan ronjotan manipulasi
sudah kadung sesak-menyesak,
meledek rentamu,
menjadi dilema kedepannya.
getir-getir panjang belumlah usai,
warisan kita,
tanpa nisan tanpa tanda.

Hari berkabut,matahari-matahari (negeriku),
gugur.
kita yang takabur,
Mengubur kilaumu.
O..matahari pergi...
Sisakanlah pancaranmu
di langit persimpangan negeriku,

O...matahari-matahari(negeriku)
kubur-kubur cahayamu tak ketemu,
dilahap peradaban.
Dan sisa ringkih tanah airku,
Dihias hurahara,
pergulatan kekuasaan.

O...tanahku,
Tanah yang memendam airmata
Rakyatku.
Dan kelak kita-hibahkan,
Kepada tunas-tunas jaman
lalu kita selendangkan dosa,
ya dosa kita yang durja.

Surabaya, 12 agustus 2018
Rasull abidin

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler