serpihan puisi perempuan
ah
diri kusepantun dengan semlembar daun kering yang akan gugur
Lupakan itu semua oh sayangku
di malam pertama kita mencari samutdra yang luas
dan gelombang menghanyutkan kita ke pulau
biar kita terdampar berdua
sayang engkau nahkoda
bawalah dan keendakmu berlayar
untukku dimalam ini
malam selemuti aku dengan sutra putih pinangamu
sehuntai kehangat telah aku pertaruhkan
pada permata suntingkan rembulan untuk setiap malammu
langit kamar kita merah
tetesan lilin jatuh di belah tubuhku
mengapa engkau diam
sayang aku nyanyian selembar yang gugur
di malammu
dan di pelukkanmu
engkau tetaplah disampingku
seperti gembala
Komentar
Tulis komentar baru