kau adalah sebaris doa siang dan malam
yang mengakar pada detak jam dinding
menyelimuti hari-hari sepi yang rimbun
juga langkah kaki yang seok mengalun
seolah nafasmu terhidu diperistirahatan
kau merangkai musim-musim yang hilang
kehadiran esok seperti sebuah perjalanan
yang panjang dan penuh keindahan
padahal fajarpun belum menampakan diri
membawakan senyummu dipelupuk mata
jangan kau hapus pijarmu diantara gulita
lentera yang tergenggam ini tak jua menyala
maka biar tertuntun seketika saja
hingga cahaya diujung sana
memperjelas bayang wajah kita
Komentar
Tulis komentar baru