Bingkai Tangkai Yang Patah
oleh edi sst
Dik, lihat kristal air di ujung stalaktit itu
Yang begitu setia menetes di atas batu-batu
Menuturkan perjalanan kita yang menderu
Kamu kembang di semak bertangkai getas
Berlepotan di atas tingkap yang tempias
Betapa sulit saat itu seutas tali diulurkan
Gumpalan mendung membentur jadi guntur
Menggetarkan para-para menyesakkan dada
Lalu kulempar tali ketika kuncup yang segar
Terjatuh kuikat kembali. Begitu terus melayar
Hingga waktu pun datang membesi
Tik tik air terus memercik melubangi
Batuan gua. Lupa hari telah tinggi berselang
Saat kelopakmu menjelma bayang bayi bajang
Masih kuikat tangkai kuncup yang melambai
Dik, lihat kristal air di ujung stalaktit itu
Meninggalkan jejak bergelipak di batu-batu
Membingkai benih dari putik di musim semi
Agar tangkaimu tak mudah patah lagi
Hingga jarum pendulum berdentum
Semarang, 2011
Komentar
manusia beserta melankolisnya
manusia beserta melankolisnya
melankoli ...
ahahay ...
benar, Mas Ardi
melankoli adalah bagian dari manusia
tapi, ke mana dia pergi saat angin menepi?
tks, Mas Ardi ... :)
berlabuh tersembunyi tanpa
berlabuh tersembunyi tanpa diketahui dalam setiap pribadi si manusia.
Agaknya bapak akan jadi guru saya lewat karya karya bapak. Terimakasih jika sudi menerima pujian saya :)
terima kasih ...
ahahay ...
Mas Parasurama terlalu memuji
terima kasih jika Mas Parasu mau belajar dari tulisan saya
selamat berkarya ... :)
Tulis komentar baru