Skip to Content

BOCAH DI UJUNG PELITA

Foto Angga Permana

SIAPA NAMAMU WAHAI BOCAH DI UJUNG PELITA?

debu berarak tiada gema,

dengan kata yang merajami setiap pinggir kota,

dan cahaya menyeka dosa di tulang pipimu.

 

apakah air kata itu?

tidak.

 

mengapa gurauan tak membela awan,

sementara teguk kerongkongan tak juga membuka,

ambilkan lagi untuknya air air kata.

 

wahai bocah di ujung pelita,

sesungguhnya, kala berjalan pada satu arah.

tidak kembali tidak juga bisa berbalik,

 

lihatlah opa si tukang sapu itu,

peluh dan kata adalah tanggung jawabnya,

demi butir butir asa, yang ditegukkan pada satu masa

ia berhenti dan tak mungkin bisa kembali.

 

katakan saja namamu wahai bocah di ujung pelita!

darisanalah, kan kau dapatkan separuh nyawa,

sbab pikuk dunia tak sepelik pekikan marabunta.

dan tiada air mata yang keluar sendiri saja,

 

sbab, dalam dunia yang telah lebih nyata,

air mata bersaudara bersama tawa.

terlahir siam dan tidak terpisah,

dimana masalah akan selalu bertuah,

sebuah tawa yang pasti bisa terasa.

 

namaku bocah kata kata,

aku menantimu di ujung pelita.

wahai bocah setengah nyawa.


inspirasi bagi teman teman tak berayah,
bagi mereka yang menghabiskan hidupnya untuk bukan apa apa,
kesadaran yang diburamkan kekeliruan minuman hampa

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler