Bunga Bunga Retorika
senja di padang gersang kepala
ketika kambing kambing digiring
pak sekretaris seperti ahli geologidi bawah kemiringan matahari
isi tengkorak kepala sesaklebih hebat dari dukun ramal mengintip
berbekal logistik menghitung
berapa banyak jumlah suara di kandangdi panggung singgasana ini
jangan bicara benar atau salah
sebab benar salah hanyalah taburan bunga bunga
retorika media, penyungging topeng keagungan
dari para badebah negeri bayanganketika nyanyian nyanyian sumbang diperdengarkan
mulut mulut berkumur
semburkan air bening ludah anyir berbauketika janji palsu tak lagi menjadi tabu
tak asing lantang lolong srigala
dikawal aum segalak harimau
di kandang laci tikus tikus ber-arsippanji panji tak lagi suci
panji panji hanyalah aib
ternoda di sudut kotasementara kambing kambing buta tertawa
girang disuguh nikmat sesaat
dengan selembar amplop tipis berbungasayu mataku menatap para cengoh
berbahagia sebagai calon korban
kemunafikan kemunafikan para bangsatdan lihat
betapa malang kambing kambing
menjadi budak pengusung tandu satu nama
tak lebih baik dari kerbau kerbau, budak pembajak
demi satu nikmat
sekedar hendak membeli garam dan terasi
Sang Bayang - Ambarawa, Agustus 2012
(Sajak Sumbang Negeri Bayangan)
Komentar
Tulis komentar baru