Maafkan aku tidak menghubungimu
karena aku sedang bicara dengan Tuhan.
Bukan aku mengabaikanmu,
semata karena aku menunggu keputusan Tuhan.
Biarlah untuk beberapa kali perputaran bumi ini
kita tidak saling temu dan bicara,
agar kita masing-masing bisa saling bicara empat mata
dengan Tuhan.
Perlu kau tahu,
sejauh ini aku belum mendapatkan
sedikitpun penjelasan dari Tuhan mengenai
hubungan kita dan permasalahan yang membungkusnya,
aku mulai curiga,
kalau Tuhan telah mempermainkan
kita dan Beliau terlibat banyak atas kekacauan dalam
hati kita terhadap satu sama lain.
Tapi, entahlah.
Mungkin aku terlalu berpikiran buruk,
aku hanya butuh keyakinan dari Tuhan
kalau kau memang belahan jiwa sejati-ku.
Tapi Tuhan masih bungkam.
(Jambi, 20 April 2008)
Komentar
Tulis komentar baru