Aku lahir diatas parati segitiga
Memecah diagonal ruang induksi matematika
Membungkam system persamaan linear pustaka
Menapaki barisan aritmatika dan notasi sigma
Berjalan diatas eksponen dan logaritma
Menghitung persamaan parabola disetiap titiknya
Aku adalah aimtot metropolitan
Lahir diatas matriks baris trotoar, dibawah transpose reklame akbar, dibawah lantai matriks kantor, dibalik skalar dan bilangan real jalanan, di bawah ujung vector tiang listrik, dibawah himpunan kolong jembatan
Aku adalah bilangan kosong
Berdiri sendiri untuk tegak menantang
Menampung gemuruh dalam aplikasi barisan
Memompa jantung agar tetap hidup dalam rasio yang mencengkam
Melangkah dalam operasi aljabar jalanan
Memeras deret aritmatika agar bisa makan nasi untuk hari ini
Mempelajari titik transformasi dalam dua dimensi
Aku adalah serangkaian anak jalanan
Yang setiap hari harus berjalan tertatih tatih di atas deret rel kereta
Di dalam ganasnya bus kota, di bawah dimensi langit terowongan, di bawah perputaran siang dan malam, dibalik titik derajat nafas pengap terminal
Menenteng selembar kisah dari balik geometri mimpi
Aku bukan lagi pelajar seperti kalian
Tapi maaf,
Aku menemukan kertas ini di dalam sampah
Usang sudah, berkalang tanah
Busuk, sobek, lembek
Isinya………………….
Rentetan rumus integral fungsi dan subtitusi
Rumus panjang trigonometri dan transformasi
Eksponen dan logaritma yang terbagi bagi
Puluhan bilangan berpangkat yang ditelan bumi
Sudut rangkap dan pertengahan yang menangis menjadi jadi
Sinus kosinus yang suram diatas perhitungan interfensi
Ditemani histogram dan polygon frekuensi
Ditambah notasi dan definisi mutasi
Rumus aritmatika dan geometri
Dan masih banyak lagi…………….
Mereka menangis
Meminta pertolongan kepada engkau yang mempelajarinya
Mereka tergeletak busuk, tak berbentuk
Digaris edar tong sampah yang terkutuk
Aku memang tak kenal nama nama itu, kawan
Karena aku bukan pembawa otak aristoteles dalam tas tas yang cantik
Aku bukan pemakai seragam sekolah yang setiap hari harus rapi dan menarik
Aku bukan pemakai sepatu elit yang melangkah ditengah tengah rumus teoritik
Aku bukan pemegang bolpoint dan kertas untuk mengupas satu persatu rumus yang menggelitik
Ingat kawan,
Aku hanya seorang anak jalanan
Tapi aku merasa memiliki mereka ,,,,,
Teori teori itu, bilangan bilangan itu, rumus rumus itu, bentuk bentuk itu,
Mereka menangis dihadapanku
Mereka meremas jemariku, menggapai mereka dalam kubangan sampah itu
Lalu……..
Mengapa mereka tergolek lemah di ujung tong sampah itu?
Mengapa mereka rela berteman dengan nasi nasi busuk, sampah sampah busuk, bumbu bumbu busuk?
Atau mengapa mereka rela menjadi asisten himpunan kacang, cabe rawit, kunyit dan sebagainya?
Dimanakah orang yang selama ini menghitungnya?
Dimanakah orang yang selama ini mempelajarinya?
Dimanakah orang yang selama ini memuja dan mencarinya?
Dimanakah para professor dan sarjana?
Apakah aku harus membungkam mulut mereka dengan persegi panjang dan jajar genjang?
Apakah aku harus menyumbat telinga mereka dengan sudut lancip yang tajam?
Kawan,
Aku hanya dipesan oleh lingkaran busuk itu
Itulah hidup kawan
Perbedaan mimpi dan impian
Bagaimana cara menjaga dan merealisasikannya ?
Bukan hanya nilai semata
Irvan Shaifullah
09/02/2012 5.11
Komentar
Tulis komentar baru