Skip to Content

Cintaku Tak Sebesar Gunung Rinjani

Foto Ade Agustina

Wahai nama yang kupuja dalam batinku yang sangat lirih

Aku mencintaimu karena kau indah dalam pandanganku

Baik itu pandangan hati atau pandangan indra pengelihatanku

 

Wahai nama yang kupuja dalam batinku yang sangat lirih

Langkah kakiku yang terasa perlahan mulai rapuh kini perlahan mulai terkuatkan karena hadirnya rasa cinta itu

 

Wahai nama yang kupuja dalam batinku yang sangat lirih

Kini aku mencoba untuk belajar mengikuti arah langkah kakimu sebagaimana engkau mengajarkan aku tentang sebuah kebaikan alam

Kebaikan yang menempatkan alam gunung Rinjani sebagai sisi putih dalam kedewasaan iman dan perilakumu

Kebaikan yang selalu bertaburkan kata-kata ikhlas sebagaimana engkau menggambarkannya sebagai kumpulan-kumpulan bunga edelweis yang selalu segar dengan siraman dinginnya suhu di gunung Rinjani

 

Wahai nama yang kupuja dalam batinku yang sangat lirih

Mencintaimu adalah bagian dari kebutuhan hatiku

kebutuhan yang terkadang selalu mengalahkan akan kehebatan dari logika manusia

 

Wahai nama yang kupuja dalam batinku yang sangat lirih

Kini perlahan aku harus berjuang melawan rongrongan hatiku, yang seolah-olah begitu bernafsu mengejar cintamu

Namun, di lain sudut aku harus belajar untuk memberikan pelajaran bagi hatiku dengan cara menamparnya sekeras yang kubisa

 

Wahai nama yang kupuja dalam batinku yang sangat lirih

Cintaku memang tak sebesar gunung Rinjani 

Namun, aku selalu berharap suatu saat nanti akan ada sebuah kesucian hati yang luhur yang lahir dari ketulusan hatiku untukmu, yang lebih agung dan kuat dari kokohnya gunung Rinjani

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler