aku kehilangan,...
pelangi itu takkan pernah serupa. hanya satara air dan kaca.
menarik nyata di atas sana dari rasa yang kau punya, tetap fatamorgana.
Benar, saat bulan dimatamu mulai meninggi
mentari beku dan sepi
detik telah letih, namun tak berhenti,
berlalu bersama dingin dan butir-butir embun di dahimu
suara apa,...?
sebelum dingin itu pasi
“sini,...”
suaramu retak, menghantam isi dinding tulang rusukku
“Nyanyikan Kalam Illahi ditelingaku,...”
pesan apa ini?
Tugas apa ini?, Suara itu bagai Tugas Malaikat dari Tuhan
Dalam air kulantunkan nada tak sampai “Aku Menciintaimu”
“Aku Menyayangimu,...”
“Aku Rahasiamu... Laa Illaha IllaAllah”
Laa Illaha IllaAllah.
Laa Illaha IllaAllah
isakku runtuh
saat suara serentak menjadi gemuruh
"Innalillahi Wa'innailahi Rojiun”
Aku Mencintaimu.
Aku Menyayangimu.
Aku Selalu Bersama Rahasiamu
Sebelum tandu itu meminangmu, Apa kau ingat?
berita langit pernah kau kabarkan ketelingaku
sampai nafas ini di sini aku masih menjagamu
karna hanya engkau
tanya yang tak pernah terjawab?
kata yang selalu menjadi Rahasiaku yang tak pernah ku tau
dalam pijar aku masih kosong menyandarkan sosok jiwamu, Jiwa itu tak lagi kutemui
tak terlihat, dalam hayal tak kutemukan, sepertimu.
Dirimu tetap satu bersama pesan itu
dalam tenang aku berharap, namun hayal tetaplah lamunan tak bertumpu
seperti terang tak bercahaya,
seperti bumi tanpa pijakan
Jiwa mu;
adalah bukti, lukisan bidadari
Hati mu:
adalah tempat; nada terakhir yang tak pernah engkau balas
genggammu tak sehangat dulu,...
saat berbisik dingin, hembusan aroma, nafas-sorga menusukku
"Rahasia ini masih ada, akan kujaga di sini, Aku mau ke sana"
Komentar
Tulis komentar baru